Kerusuhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) yang menewaskan 120an orang. (Photo: cnnindonesia.com)

Warganet Berbelasungkawa, Tagar Pray For Kanjuruhan Menggema

PROBATAM.CO, Jakarta — Tanda pagar (Tagar) Pray For Kanjuruhan masih menguasai percakapan di media sosial Twitter. Tagar itu dibuat merespon tragedi meninggalnya sekitar 120-an orang dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang pada gelaran Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).

Hingga berita ini diturunkan sudah ada 147 ribu cuitan yang menggunakan tagar tersebut. Rata-rata warganet menggunakan tagar itu untuk menyatakan belasungkawa mereka.

“Ayah, ini dimana ayah ?”

“Ini tribun baru kita nak, lebih indah dari Kanjuruhan tadi, perihnya gas air mata sudah tak terasa, sesaknya dada kita pun sudah tak ada, maafkan ayahmu nak bawa kamu kesini, kita tunggu ibumu disini yaa”
tulis akun @GojekOnly.

“Innalillahi pray for today’s accident There’s no football match is worth human life. It’s just a game, its okay to be win or lost, but big no for death,” tulis akun @damidamdamdam.

“We are brothers, we are one, we are Indonesia,” tulis akun @batiplok.

Selain untuk menyatakan dukacita, warganet juga menggunakan tagar itu untuk menyatakan keheranan mereka terhadap penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian.

“Hasil jual sawah dan pendidikan 5 bulan. SOP?” tulis akun @Padaherang_ID.

“STOP TEAR GAS AT THE STADIUM!!!” tulis akun rzk6x

Seperti diketahui, terjadi kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya yang berkesudahan dengan skor 2-3 untuk Persebaya. Beragam versi mengemuka terkait kronologi kerusuhan yang menewaskan sekitar 126 orang meninggal dunia.

Aremania Korwil Bantur The Black Lion, Slamet Sanjoko di Kabupaten Malang, Minggu (2/10), mengatakan, awalnya laga berjalan kondusif. Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin,” kata Slamet Sanjoko dikutip dari Antara.

Namun, karena dua orang suporter Aremania tersebut terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan, akhirnya dua orang itu diizinkan masuk ke lapangan.

Kedua suporter itu ternyata menghampiri para pemain Arema yang masih ada di lapangan. Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ,” ujar Sanjoko.

Setelah terjadi aksi dari dua orang suporter tersebut, kemudian memicu pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan. Kemudian, pihak keamanan menggunakan gas air mata untuk mengembalikan suporter ke tribun.

Akan tetapi, beberapa tembakan justru diarahkan ke tribun penonton. Saat itu, lampu Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski kondisi tribune masih penuh penonton.

“Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribune salah apa, tapi ditembak gas air mata,” ujarnya.(*)

Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Alasan FIFA Kirim Surat ke Jokowi, Bukan PSSI

Indra Helmi

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta Dicopot, Diganti Irjen Teddy Minahasa

Indra Helmi

Dugaan Orang Kuat Atur Laga Arema Vs Persebaya Digelar Malam

Debi Ainan

Reputasi Nico Afinta, Dicopot dari Kapolda Jatim Usai Kasus Kanjuruhan

Indra Helmi

TGIPF Klaim Kantongi Alat Bukti Penting Tragedi Kanjuruhan

Indra Helmi

Janggal Kanjuruhan Versi Koalisi: Ada Mobilisasi Aparat di Babak Kedua

Debi Ainan