PROBATAM.CO, Natuna – KM Bukit Raya yang menjadi alat transportasi mudik sebagian besar masyarakat Natuna untuk sementara waktu tidak dapat memberikan pelayanan karena mengalami kerusakan pada mesin sejak 7 April 2019 hingga saat ini.
Masyarakat pemudik panik. Gelisah, dan bertanya-tanya kepada pihak terkait mengenai bagaimana nasib mereka, terlebih lagi belum adanya kapal pengganti pengangkut mudik.
Terkait itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna, Iskandar DJ menyatakan permintaan maaf atas ketidaknyaman ini dan menyebut bahwa pihaknya sudah menyurati Kementrian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut.
“Terkait docknya kapal Bukit Raya ini, kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat khususnya pemudik. Sejak awal kami telah menyurati pemerintah pusat terkait transportasi untuk arus mudik ini,” kata dia dalam dialog interaktif kopi pagi edisi Jumat (17/5).
Adapun dalam dialog tersebut Iskandar memaparkan isi surat yang telah disampaikan kepada Menteri Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut.
Pertama, surat Bupati Natuna tentang permohonan tidak adanya pengalihan jalur trayek untuk Bukit Raya ke Indonesia timur maupun tengah, melainkan tetap untuk wilayah Kepri, khususnya Natuna.
Ke dua, surat Bupati Natuna tentang permintaan untuk segera melakukan pengoperasian Kapal Sabuk 83 yang sedang berada di Tanjung Pinang sampai saat ini yang belum beroperasi.
Dan yang ke tiga, surat Bupati Natuna tentang permintaan untuk menambah jalur trayek KM Kelut ke Wilayah Kabupaten Natuna.
Iskandar yang juga ditemani oleh Kabid Laut, Sapta Nugraha dan Kabid Darat, Wan Abdul halim mengatakan bahwa pihaknya sudah menemui Direksi Armada untuk menanyakan langsung penyebab dan solusi atas docknya Kapal Bukit Raya ini.
“Saya dan Kabid Laut langsung bertemu dengan Direksi Armada mempertanyakan docknya kapal ini. Alasannya memang mengalami gangguan teknis yakni kerusakan pada mesin. Sehingga memerlukan waktu dalam proses perbaikan,” jelasnya.
Sedangkan mengenai kapal pengganti menjelang perbaikan KM Bukit Raya, pihak Pelni pusat menyatakan kekurangan armada.
“Armada PT Pelni untuk melayani seluruh wilayah Indonesia hanya ada 25,” kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Iskandar menjawab pertanyaan masyarakat bahwa Kapal Bukit Raya akan jalan paling lama tanggal 23 Mei 2019.
“Insya Allah direncanakan tanggal 23 bergerak dari Tanjung Periuk – Kijang- Letung-Tarempa- Selat Lampa-Midai-Serasan- Pontianak. Kembali ke Surabaya-Tanjung Periuk-Pontianak-Serasan-Midai Selat Lampa-Tarempa- Letung, dan kembali Kijang, Tanjung Pinang.” katanya.
Ditanya perihal keselamatan penumpang menimbang usia KM Bukit Raya yang sudah cukup lama melayani pelayaran masyarakat, dan beberapa kali dock dengan alasan gangguan teknis, pihak Dishub menyatakan bahwa KM Bukit Raya adalah yang terbaik, alias layak.
Beliau juga menegaskan bahwa keselamatan dan kenyamanan penumpang adalah prioritas utama pihaknya dan juga Pelni, untuk itu dengan tegas Iskandar menyatakan kelayakan dari KM Bukit Raya tersebut.
(*/isn)