PROBATAM.CO, Jakarta — Bank Indonesia (BI) mendorong sejumlah lembaga internasional menyusun konsep new data gaps initiative (DGI). Hal ini sebagai tindak lanjut program menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 (FMCBGs).
“Konsep new DGI mencakup empat area yaitu perubahan iklim, informasi distribusi rumah tangga, fintech, dan data inklusi keuangan, serta akses ke sumber data pribadi dan data administrasi,” ungkap Deputi Gubernur BI Aida S Budiman, dikutip dari Antara, Rabu (16/2).
Menurut Aida, BI telah menganalisis kumpulan data granular, individual, dan data per transaksi. Data-data tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Senior International Monetary Fund (IMF) James P Walsh menyatakan BI telah memiliki akses data granular yang cukup komprehensif.
“Big data dan data granular dapat memperkirakan kebutuhan program publik yang diperlukan, termasuk mengukur efektivitasnya,” ucap Walsh.
Sementara, Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata menambahkan bahwa perusahaan berbasis data perlu mengedepankan kebijakan berdasarkan data dan analisis.
Penyusunan kebijakan juga perlu menggunakan data real time, arsitektur data yang kuat, serta manajemen data yang mengutamakan privasi, keamanan, dan ketahanan siber,” pungkas Budi.(*)
Sumber: cnnindonesia.com