PROBATAM.CO, Batam – Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Kepri, yakni Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar O, 76 0/0 (mtm).
Bahkan secara tahun kalender, inflasi gabungan, yakni Batam dan Tanjungpianng tersebut tercatat sebesar 2,31 persen (ytd) dan merupakan yang terendah ke-4 di Sumatera.
Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0, 76 persen (mtm) dan 0,69 persen (mtm).
“Dengan demikian, secara tahunan, gabungan Batam dan Tanjungpinang mencatatkan inflasi sebesar 3,44 persen (yoy) atau masih terkendali berada dalam kisaran target inflasi nasional persen,” kata Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) BI Kepri, Suryono di Batam Centre, Kamis (7/12/2023).
Suryono menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi gabungan Tanjungpinang dan Batam didorong oleh beberapa kelompok, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bayam, dan kangkung,” ungkap Suryono.
Selain itu, kelompok transportasi juga menyumbang andil inflasi sebesar 0,06 persen didorong kenaikan tarif angkutan udara, namun relatif lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang memiliki andil O,18 persen.
Bottom of Form
Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepri dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Masih dengan Suryono, pada November 2023, TPID telah melaksanakan kegiatan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kabupaten Kota, disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) TPID.
Penguatan sinergi juga telah dilakukan dengan Kementerian atau Lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan dan kewajaran harga pangan.
“Selain itu juga telah dilakukan penandatanganan MOU KAD B2B antara BIJMD Kepulauan Riau dengan Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) dalam mengoptimalkan cold storage,” terang Suryono.
Lebih Ianjut, Suryono mengungkapkan, guna memperkuat strategi pengendalian inflasi, TPID Kepri telah melaksanakan capacity building dengan TPID dan BUMD Pangan di DKI Jakarta.
“Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko tekanan inflasi yang meningkat melalui sinergi dan koordinasi antar Kementerian atau Lembaga sesuai arahan presiden, dalam menjaga keterjangkauan harga, TPID berencana untuk menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan GPM di berbagai daerah serta optimalisasi KAD yang sudah ada,” jelas Suryono.
Untuk mengamankan ketersediaan pasokan, sambung Suryono, TPID berupaya meningkatkan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, mendorong dan mengoptimalkan program tanam pekarangan, serta meningkatkan produksi ikan budidaya air tawar dan air laut.
“Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi memperlancar distribusi pasokan agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup,”
“Dari Sisi komunikasi dan koordinasi, TPID akan melaksanakan capacity building dalam rangka perumusan strategi bersama untuk menghadapi tekanan inflasi kedepan,” pungkas Suryono. (hai)