Kunjungi Norwegia, Trenggono Jajaki Kerja Sama Sektor Perikanan. (Photo: detik.com)

Kunjungi Norwegia, Trenggono Jajaki Kerja Sama Sektor Perikanan

PROBATAM.CO, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Kota Bergen di Norwegia yang merupakan salah satu kota pelabuhan tertua di Eropa Utara. Kunjungan ini bermaksud untuk melihat secara langsung kegiatan perikanan sekaligus menjajaki kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan sejumlah institusi yang dimiliki Pemerintah Norwegia.

Dalam kunjungan pada Jumat (20/5) tersebut, Trenggono mendatangi Institute of Marine Research (IMR) dan Directorate of Fisheries Norway (DoF). IMR adalah salah satu lembaga penelitian kelautan terbesar di Eropa yang berafiliasi dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Perikanan Norwegia.

Sedangkan DoF merupakan institusi bagian dari Kementerian Perikanan Norwegia yang menangani akuakultur, perikanan tangkap dan pengelolaan pesisir.

“Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk observasi fasilitas penelitian perikanan terbesar milik Pemerintah Norwegia. Saya harapkan IMR untuk terus melanjutkan kerja sama perikanan budidaya dengan KKP, seperti dalam bentuk pelatihan, peningkatan kapasitas maupun kolaborasi lain yang dibutuhkan pada tahun-tahun mendatang,” ujar Trenggono dalam keterangan tertulis, Jumat (20/5/2022).

Ia pun mengatakan upaya kerja sama dengan IMR bertujuan mendukung implementasi program prioritas KKP, khususnya pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas berorientasi ekspor (udang, lobster, kepiting dan rumput laut).
poster

Sebelumnya, KKP dan IMR pernah menjalin kerja sama pada rentang waktu 2009-2012 yang meliputi pelatihan dan desain hatchery intensif ikan kakap, studi banding peraturan budidaya laut, hingga pertukaran informasi budidaya laut. Dalam pelatihan tersebut, IMR memberikan expertise dan penyediaan komponen teknis di BPBL Lombok, terutama perbaikan manajemen kesehatan ikan dan bio-security.

Selain itu, diselenggarakan pula Short Training Industrial Production of Marine Finfish di BBL Batam, dengan menghadirkan para ahli dari kedua negara sebagai narasumber.

Sementara dalam kunjungannya di DoF, Trenggono mengungkapkan dirinya memperoleh lesson-learned dalam pengelolaan kawasan konservasi yang berintegrasi dengan perikanan (lobster, rumput laut, dan cod).

“Norwegia menjadi benchmark yang bagus tentang implementasi penangkapan ikan berbasis kuota untuk menjaga ekologi. Intinya kita mengupayakan kerja sama, karena Norwegia merupakan negara yang kegiatan perikanannya sangat maju,” terangnya.

Ia juga menyoroti cara Norwegia mengelola sektor perikanan tangkap dan budidaya yang memperhatikan kepentingan ekologi dan ekonomi.

“Untuk penangkapan berbasis kuota, mereka butuh waktu 20 tahun. Indonesia baru memulai tahun ini. Kita bisa ambil pelajaran dari mereka agar tak salah penerapannya,” ucapnya.

Di sisi lain, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia Todung Mulya Lubis yang turut mendampingi Trenggono dalam kunjungannya mengatakan Norwegia memiliki industri perikanan tangkap maupun perikanan budidaya modern yang dapat dipelajari dan diterapkan di Indonesia.

“Kita mengharapkan lebih banyak investasi dan teknologi bidang perikanan dari Norwegia datang ke Indonesia, pasca kunjungan Menteri Trenggono ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto menuturkan dalam kunjungan ke Norwegia, rencananya juga akan ada pertemuan antara Trenggono dengan Minister of International Development Norwegia Anne Beathe Tvinnereim dan Minister of Fisheries and Ocean Policy Norwegia Bjørnar Selnes Sknæran.

“Pak Menteri memandang Pemerintah Norwegia sebagai mitra strategis dalam mendukung strategi ekonomi biru untuk menjaga laut Indonesia,” pungkasnya.(*)


Sumber: detik.com

Print Friendly, PDF & Email