PROBATAM.CO, Batam – Pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun ini dinilai melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil laporan keuangan triwulan l/2019, ekonomi Kepri tumbuh melambat 4,76% (yoy) dari triwulan IV/2018 yang tercatat sebesar 5,48% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Fadjar Majardi mengatakan, keterlambatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi perilaku wait and see serta dampak dari pertumbuhan ekonomi global.
“Pertumbuhan di triwulan I/2019 ini sedikit melemah dibandingkan triwulan IV/2018. Namun, momentum pertumbuhan ekonomi ini masih terjaga dalam fase peningkatan sejak pertengahan tahun 2017,” kata Fadjar, Kamis (23/5).
Dari sisi permintaan, Fadjar melanjutkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi ini juga dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor dan perlambatan investasi. Sementara dari kinerja konsumsi masih tetap tumbuh meningkat.
“Perkembangan ini turut berpengaruh sikap wait and see menjelang pemilu 2019,” kata dia menambahkan.
Sementara, untuk inflasi di triwulan l/2019 tercatat sebesar 2,71% (yoy). Angka itu juga lebih rendah dibanding inflasi triwulan IV/2018 yakni sebesar 3,47% (yoy).
Penurunan inflasi tersebut terutama dikontribusi oleh kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar.
“Untuk inflasi juga lebih rendah dari triwulan sebelumnya, namun hal ini masih dapat terjaga dalam kisaran sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,5 +1% (yoy),” ungkapnya.
Kata dia, ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, stabilitas sistem keuangan di kepri masih tetap terjaga. Hal itu tercermin dari indikator-indikator perbankan yang tetap tumbuh positif dengan resiko yang terjaga.
“Kinerja perbankan Kepri di triwulan ini tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini tercermin dari pertumbuhan kredit, aset maupun dana pihak ketiga (DPK),” demikian Ia menjelaskan.
(ina)