PROBATAM.CO, Batam – Sudah menjadi rahasia umum, pulau terluar, terdepan dan terpencil (3T) di Indonesia sering bermasalah soal sinyal telekomunikasi.
Seperti yang kerap terjadi di Kepulauan Riau (Kepri), masalah sinyal sering dikeluhkan para pelajar yang ada di Pulau tersebut, sebab karena minimnya fasiliatas telekomunikasi, proses belajar mengajar online pun nyaris tidak bisa mereka ikuti dengan baik.
Namun untuk saat ini, permasalah sinyal di Pulau terluar, terdepan dan terpencil, khususnya di Kepri perlahan mulai teratasi.
Seperti yang diakui oleh sejumlah pelajar di Pulau Penawar Rindu, Belakang Padang, Batam, Kepri. Pulau yang berhadapan langsung dengan negara Singapura ini, kerap mendapatkan sinyal provider dari negara tetangga tersebut.
Namun untuk saat ini, hal ini tidak lagi terjadi di Pulau terdepan tersebut.
“Alhamdulillah, kini kami tidak perlu khawatir lagi, kalau dulu kerap masuk sinyal luar, tapi sekarang sejauh ini sudah aman,” kata Kafi (13), salah satu Pelajar SMP yang ada di Pulau Belakang Padang.
Kafi mengatakan, sejak awal 2023 lalu jaringan sinyal Indosat samakin kuat di Pulau Belakang Padang, dan hal ini sangat membantu sekali dirinya dan teman-temannya jika hendak melakukan belajar online.
“Kalau dulu harus sering di cek om, soalnya suka masuk sinyal luar, makanya sering boros data. Tapi kalau sekarang sudah aman, tidak perlu cemas lagi, sinyal Indosat sudah semakin kuat di Pulau perbatasan ini,” ungkap Kafi.
Senada juga diungkapkan Fiona Trisha (10), pelajar yang masih duduk di bangku SD di Pulau Belakang Padang ini mengaku, dirinya tidak pernah menggunakan provider lain selain Indosat.
“Sejak awal saya pengguna Indosat Om, karena sinyal indosat yang bagus di Pulau ini, sehingga untuk belajar online atau belajar di ruang guru, sejauh ini jarang ada masalah,” ungkap Fiona.
Tidak saja untuk proses belajar, untuk berselancar didunia maya, sinyal Indosat cukup membantu sekali.
“Untuk saat ini tidak ada niat untuk pakai provider lain, lagian Ibu dan Bapak juga menggunakan Indosat, karena kalau bapak lagi melaut, kami tetap bisa berkomunikasi dengan baik,” jelas Fiona.
Dibagian lain juga diungkapkan oleh Zulfikar (42), seorang nelayan di Pulau Kasu yang mengaku dirinya sangat terbantu dengan sinyal Indosat saat ini, pasalnya dirinya tetap aman berkomunikasi jika sedang menangkap ikan atau sedang memancing hingga ke Out Port Limited (OPL) atau perbatasan perairan antara Indonesia dan Singapura.
“Kalau dulu hanya murni mengandalkan satelit, soalnya jarang dapat sinyal, tapi sekarang, sudah mantaplah, Indosat sudah bisa diandalkan karena tidak kalah sinyalnya dengan provider yang dari negara tetangga,” terang Zulfikar.
District Operation Head Sumatera Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) Yesias Petrus Boeboe mengatakan, Indosat serius dalam memperkuat jaringan di area terluar provinsi kepulauan Indonesia, salah satunya Kepri.
Terbukti dengan bertumbuhnya jaringan di Kepri hingga 118% sejak merger.
“Indosat sangat mendukung gerakan pemerintah untuk menghadirkan akses digital yang menjangkau area 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) di Sumatera. Awalnya jaringan kami hanya terpusat melayani layanan kedua brand di beberapa kota kabupaten seperti Batam, Bintan dan Tanjung Pinang namun sekarang sudah mencapai pelosok desa,” terang Yesias.
Dengan adanya penggabungan jaringan dengan teknologi Multi Core Operator Network (MOCN), jaringan Indosat saat ini sudah hadir hingga ke Lingga, Natuna dan Anambas.
“Natuna dan Anambas, merupakan dua pulau yang cukup sulit dijangkau, Indosat memaksimalkan sinyalnya agar bisa ditangkap di lokasi terpencil seperti Jemaja, Tarempa dan Palmatak,” papar Yesias.
“Terlebih untuk pulau terdepan yang berbatasan dengan negara tetangga, Indosat juga memaksimalkan sinyalnya agar bisa ditangkap di wilayah tersebut,” ungkap Yesias.
Tidak hanya itu, para pelanggan Indosat di daerah terpencil area Karimun dan Tanjung Uban Kabupaten Bintan juga sudah bisa menikmati jaringan yang lebih baik dengan penambahan sejumlah sites.
Yesias juga mengatakan, untuk saat ini jumlah BTS Indosat di Kepri lebih dari 1200 BTS.
“Namun untuk di Kepri jaringan Indosat yang ada masih 4G, sementara untuk jaringan 5G di Sumatera baru ada di Lampung,” terang Yesias.
Khusus untuk Tri, Yesias mengatakan jumlah peningkatan penggunanya di Kepri bertambah 7 persen, sedangkan di khusus untuk Batam bertambah 8 persen dengan produk unggulan isi ulang dengan quota besar dengan masa aktif 30 hari.
“Bahkan untuk membuktikan pengalaman digital terbaik, Indosat melalui brand Tri sempat menggelar turnamen Mobile Legend di daerah Teluk Sebong Pereh, Kabupaten Bintan bagi para gamers dan kaum milenial,” terang Yesias.
Selain Mobile Legend, Fahd Yudhanegoro, Head of Region Sumatera menegaskan untuk menambah awareness bahwa jaringan Indosat sudah lebih baik di Kepri, Indosat menggelar berbagai aktivitas dan promosi khususnya di kalangan kawula muda.
“Saat bulan puasa lalu, Indosat melalui brand IM3 menggelar pasar Ramadan yang diramaikan dengan Food Bazaar, Art & Music Performance, dan dimeriahkan dengan kegiatan komunitas. Untuk menambah pelanggan baru, Indosat juga aktif terlibat dengan sekolah contohnya program Ranking 1 yang menyasar komunitas pelajar di Batam,” terang Fahd.
Dengan semakin berkembangnya jaringan di Kepri, komitmen Indosat memberikan marvelous experience dengan menghadirkan Mini Gerai dan 3 Kiosk sebagai bentuk pelayanan yang dapat memudahkan pelanggan untuk mendapat pelayanan terbaik Indosat di area rural.
“Sesuai dengan tujuan Indosat yaitu Empowering Indonesia, kami ingin masyarakat Indonesia bisa terhubung secara merata melaui jaringan Indosat dan meningkatkan geliat digital ekonomi masyarakat,” pungkas Fahd. (hadi)