Ilustrasi. Kasus warga digigit anjing rabies di Kabupaten Jembrana, Bali tahun ini tercatat mencapai 100 kasus positif rabies berdasarkan hasil uji laboratorium. (Photo: cnnindonesia.com)

Kasus Rabies di Jembrana Melonjak, 100 Warga Positif Digigit Anjing

PROBATAM.CO, Jembrana — Kasus warga digigit anjing rabies di Kabupaten Jembrana, Bali tahun ini tercatat mencapai 100 kasus positif rabies berdasarkan hasil uji laboratorium.

I Wayan Sutama selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Jembrana, Bali, mengatakan kasus positif rabies tahun ini mengalami tren kenaikan.

“Hari ini trennya naik. Kalau 2019 kasusnya hanya 10 positif hasil lab dan di tahun 2020 hanya 5 yang positif, lalu tahun 2021 ada 66 yang positif. Sedangkan sekarang ini, 100 itu yang kasus positif hasil lab yang kita kirim sampelnya,” kata Sutama saat dihubungi, Rabu (18/5).

Sutama mengatakan kenaikan tren kasus rabies terjadi karena vaksinasi bagi anjing di wilayah Jembrana belum optimal. Hal itu terjadi karena anggaran vaksinasi bagi anjing dialihkan sehingga tingkat vaksinasi bagi anjing relatif kecil.

“Tren ini akibat kita tidak bisa melakukan vaksinasi secara optimal. Karena, di tahun 2020 anggaran direfocusing, sehingga capaian untuk vaksinasi relatif kecil dan di tahun 2020 hanya 6 persen cakupan vaksinasi rabies kita, di tahun 2021 kita hanya capai 30 persen, untuk sekarang hampir 28 persen,” imbuhnya.

Ia juga menyebutkan praktik di lapangan terkendala oleh terbatasnya stok vaksin bagi anjing yang hanya tersedia 200 vial. Pihaknya masih meminta kepada Dinas Pemerintah Provinsi untuk tambahan vaksinasi.

“Vaksin kita sekarang masih 200 vial. Kita, sudah mohon di provinsi untuk vaksinasinya untuk proses pengadaan dan informasinya sementara gagal tender di provinsi pengadaan vaksin rabies,” sebutnya.

Sutama mengatakan estimasi populasi anjing di kawasan Jembrana saat ini tercatat sebanyak 46.955 ekor, dengan 28 persen di antaranya sudah tervaksin.

“Baru 28 persen kita bisa vaksin. Upaya kita yang pertama adalah edukasi dan informasi, komunikasi ke masyarakat. Sudah kita lakukan dengan surat edaran bupati dan lain sebagainya dan pembinaan kepada masyarakat sudah kita lakukan,” ujarnya.

Sutama meminta masyarakat segera melapor ke puskesmas terdekat bila digigit anjing agar bisa ditangani kendati anjing yang mengigit itu tidak memiliki penyakit rabies.

Selain itu, pihaknya hingga saat ini berupaya untuk mendapatkan vaksinasi anjing rabies baik ke ke Pamerintah Pusat dan Provinsi agar tren kasus rabies bisa segera teratasi.

“Kita, masih berupaya untuk mendapatkan vaksin baik dari pusat maupun dari provinsi. Kita juga sudah rapat dengan bapak bupati untuk mengupayakan mendapatkan vaksin rabies. Ini untuk di hulunya kalau di hilirnya di Dinas Kesehatan juga berupaya mendapatkan VAR atau vaksin anti rabies pada manusia,” ujarnya.(*)


Sumber: cnnindonesia.com