Inggris meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia sebagai buntut atas pembantaian yang menimpa masyarakat sipil di Bucha, Ukraina. Ilustrasi. (Photo: cnnindonesia.com)

Inggris Tingkatkan Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia

PROBATAM.CO, Jakarta — Inggris meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Rusia sebagai buntut atas invasi yang mereka lakukan di Ukraina. Peningkatan sanksi itu mereka berlakukan terkait pembantaian yang menimpa masyarakat sipil di Bucha, Ukraina.

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan ada beberapa bentuk sanksi yang diberlakukan negaranya terhadap Rusia.

Pertama, membekukan aset Sberbank dan Credit Bank of Moscow. Sberbank adalah bank terbesar di Rusia.

Ia mengatakan pembekuan ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan AS. Kedua, melarang semua investasi langsung ke Rusia. Pada 2020, investasi Inggris di Rusia bernilai lebih dari 11 miliar euro.

“Ini akan menjadi pukulan besar lainnya bagi ekonomi Rusia dan semakin membatasi kemampuan masa depan mereka,” katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis (8/4) ini.

Ketiga, Inggris akan mengakhiri semua ketergantungan pada batu bara dan minyak Rusia pada akhir 2022 dan impor gas Negeri Beruang Merah sesegera mungkin setelahnya.

Ia mengatakan mulai minggu depan, ekspor peralatan dan katalis penyulingan minyak utama juga akan dilarang, sehingga menurunkan kemampuan Rusia untuk memproduksi dan mengekspor minyak menargetkan tidak hanya keuangan industri tetapi juga kemampuannya secara keseluruhan.

Keempat, melarang impor produk besi dan baja yang juga menjadi sumber utama pendapatan Rusia. Kelima, menarget delapan oligarki yang aktif di industri yang digunakan Putin untuk menopang ekonomi dan perang Rusia.

Delapan oligarki itu adalah;

1. Viatcheslav (Moshe). Ia merupakan pemegang saham terbesar perusahaan pupuk Acron yang vital bagi pemerintah Rusia.

2. Andrey Guryev. Ia merupakan rekan dekat Vladimir Putin dan pendiri PhosAgro, perusahaan strategis vital yang memproduksi pupuk.

3. Sergey Kogogin. Ia merupakan direktur Kamaz, produsen truk dan bus, termasuk untuk militer Rusia.

4. Sergey Sergeyevich Ivanov. Ia merupakan presiden produsen berlian terbesar di dunia Alrosa, yang juga telah dijatuhkan sanksi oleh Inggris.

5. Leonid Mikhelson. Ia pendiri dan CEO produsen gas alam Rusia terkemuka Novatek, dengan kekayaan bersih £18 miliar.

6. Andrey Akimov. Ia merupakan CEO bank terbesar ketiga Rusia Gazprombank.

7. Aleksander Dyukov, CEO dari produsen minyak terbesar ketiga dan mayoritas milik negara Rusia, GazpromNeft.

8. Boris Borisovich Rotenberg, putra salah satu pemilik bersama produsen pipa gas terbesar Rusia SGM.

“Sanksi kami baru-baru ini menunjukkan bahwa kami bertekad untuk membuat Rusia membayar mahal atas serangannya terhadap Ukraina. Kami akan terus meningkatkan ini selama agresi Rusia berlanjut,” katanya.(*)

Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Rubel Malah Perkasa Saat Dunia Murka Pada Putin, Kok Bisa?

Lamkaruna

Prabowo Bahas Perang Ukraina dalam Dialog Keamanan di Singapura

Probatam

Cak Imin Nilai Krisis Rusia-Ukraina Jadi Ancaman Serius Ekonomi Indonesia

Indra Helmi

Prancis: Ukraina Butuh Waktu 15-20 Tahun Jadi Anggota Uni Eropa

Probatam

RI Harap Finlandia-Swedia Gabung NATO Tak Makin Bikin Tegang Dunia

Probatam

Rusia Makin Ganas, Tak Ada Satu Sudut di Ukraina Dirasa Aman

Probatam