PROBATAM.CO, Jakarta – Pertamina Grand Prix of Indonesia sudah sukses digelar dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dari kaca mata para penonton, berikut 3 hal yang mesti dibenahi.
Race di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Minggu (20/3/2022), Miguel Oliveira mencuri panggung dengan menjadi juara. Podium di seri kedua MotoGP 2022 dilengkapi oleh Fabio Quartararo dan Johann Zarco.
Banyak kisah dari Pertamina Grand Prix of Indonesia dari trek atau di sekitar sirkuit. Crash yang menimpa Marc Marquez sampai empat kali, motor Alex Rins yang terbakar, hingga pelunasan janji sayembara Aleix Espargaro yang tak akan terlupakan.
Soal penyelanggaraan, Pertamina Grand Prix of Indonesia masih butuh banyak pembenahan. detikSport berbincang dengan dua orang penonton asal Jakarta, yang menonton langsung gelaran perdana MotoGP setelah 25 tahun.
Toto, pecinta MotoGP asal Jakarta Selatan, sudah sangat antusias ingin menonton aksi idolanya, Marc Marquez, secara langsung. Sial baginya, cuma bisa melihat Baby Aliens sekilas karena jatuh di saat warm-up.
Toto menyoroti mengenai sedikitnya tempat sampah di sekitar Grandstand. Dia membeli tiket Premier Grandstand, seberang paddock. Memang, viral banyak sampah berserakan selepas balapan selesai.
“Selain karena kesadaran membuang sampah ke tempatnya masih kurang, ketersediaan tempat sampah yang masih minim juga menjadi pemicu sampah berserakan. Tidak ada salahnya dilakukan pengumuman dengan pengeras suara yang ada di sirkuit,”kata Toto dalam perbincangan dengan detikSport.
Soal sekitar sirkuit yang masih becek. Toto sudah mempersiapkan diri. Jadi, dia tak kaget harus berkotor-kotoran dengan kondisi sekitar sirkuit yang penuh lumpur.
Penonton lain, Haryono Suyadi, menyoroti mengenai ketersedian booth makanan yang ada di sekitar sirkuit. Dengan jumlah yang minim, tak bisa memenuhi kebutuhan 60 ribu penonton.
“Kami datang sudah sejak pagi, pukul 8.00 WIB. Balapan selesai pukul 17.00 WIB. Jumlah booth makanan yang ada tidak cukup. Jaraknya jauh-jauh. Saat siang kami harus menahan lapar sampai bisa keluar dari sirkuit,” kata Haryono.
“Semestinya bisa digandeng UMKM Lombok yang bergerak di bidang kuliner. Sehingga, ekonomi Lombok juga bisa tergerak juga. Yang saya lihat malah lebih banyak gerai suvenir,” kata dia menambahkan.(*)
Sumber: detik.com