PROBATAM.CO, Batam – Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Baik itu untuk mempermudah ataupun untuk menambah wawasan pengetahuan.
Khusus di bidang teknologi, ada beragam manfaat positif yang bisa diambil, namun terkadang kecanggihan teknologi juga memungkinkan untuk membawa dampak negatif bagi masyarakat.
Mudahnya mendapatkan informasi, masyarakat dituntut untuk lebih bijak agar tidak terjerumus ke dalam radikalisme yang tersebar melalui media sosial.
Atas dasar hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan sosialisasi dan pemahaman radikalisme kepada paguyuban Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) yang digelar di Golden View Hotel, Batam, Jumat (13/12) siang.
Dalam sosialiasi tersebut, Kominfo mengangkat tema “Menangkal Radikalisme di Media Sosial” yang dihadiri langsung Drs. Gun Gun Siswadi M.Si, selaku Staf Ahli Menteri Kominfo.
“Semua serba digital mulai dari pendidikan, budaya dan sosial. Pengguna internet atau sosmed selalu meningkat dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2018 lalu tercatat pengguna internet lebih tinggi pada kaum milenial yaitu dari usia 10 hingga 19 tahun,” kata Gun.
Gun Gun menyebut bahwa internet juga dapat disalahgunakan untuk menyebarkan info yang berbau radikalisme, atau yang lebih dikhawatirkan dapat digunakan untuk merekrut terorisme.
“Pengguna internet ini kan rata-rata kaum milenial, kaum milenial ini biasanya mudah untuk diracuni fikirannya, sangat rentan untuk menerima radikalisme,” ujarnya.
Ia berharap masyarakat harus lebih bijak dalam menggunakan sosmed. Lebih waspada dan jangan sampai ikut menyebarkan berita atau info tentang radikalisme.
“Ada lima cara untuk dapat mencegah radikalisme, salah satunya dengan cara menanamkan jiwa nasionaliame dan kecintaan terhadap NKRI, serta memperkaya wawasan keagamaan yang modurat, terbuka dan toleran,” terangnya.
Dan yang paling penting menurut Gun Gun, masyarakat dan pengguna internet jangan mudah terprovokasi dan terbujuk ke arah terorisme.
“Dalam hal ini ada lima lapisan yang dapat mencegah radikalisme seperti keluarga atau orangtua, lingkungan sekolah, media, sebuah oranisasi keagamaan, teknologi, ISP, Software dan penegakan hukum,” tutupnya. (zel)