Harga Cabai Turun, Oktober 2019 Kepri Deflasi 0,27 Persen

PROBATAM.CO, Batam – Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) pada Oktober 2019 mengalami deflasi. BI Kepri mencatat angkanya 0,27 persen (mtm).

“Angka deflasi Oktober 2019 itu lebih tinggi dibandingkan deflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,49 persen (mtm),” dikutip dari keterangan tertulis BI Kepri yang diterima PROBATAM, Selasa (5/11).

Sedangkan IHK nasional tercatat mengalami deflasi 0,02 persen (mtm), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,27 persen (mtm).

Sementara, secara tahunan, inflasi Kepri pada Oktober 2019 tercatat sebesar 2,38 persen yoy lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 2,82 persen (yoy), maupun inflasi tahunan nasional pada Oktober 2019 sebesar 3,13 persen (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri hingga Oktober 2019 tercatat sebesar 0,78 persen (ytd), atau masih berada dalam kisaran sasaran inflasi 3,51 persen (yoy) pada akhir tahun 2019.

Deflasi Kepri pada Oktober 2019 bersumber dari penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan meskipun tidak sedalam bulan sebelumnya.

Kelompok bahan makanan juga mengalami deflasi 1,06 persen (mtm) dengan andil -0,24 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok bahan makanan adalah cabai merah dan cabai rawit yang kembali mengalami deflasi pada Oktober 2019.

Masing-masing kelompok bahan makanan itu yakni sebesar 14,92 persen (mtm) dan 16,92 persen (mtm) dengan andil masing-masing -0,24 persen (mtm) dan -0,05 persen (mtm).

Dua kelompok bahan makanan ini diketahui pada bulan sebelumnya juga mengalami deflasi yang lebih dalam, masing-masing sebesar 19,25 persen (mtm) dan 25,00 persen (mtm).

Penurunan harga cabai merah dan cabai rawit seiring dengan makin banyaknya pasokan selama masa panen di berbagai sentra pemasok ke Kepri seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Sementara itu, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,34 persen (mtm) dengan andil -0,07 persen (mtm).

Adapun penurunan harga pada kelompok ini bersumber dari penurunan tarif angkutan udara yang kembali mengalami deflasi sebesar 2,00 persen (mtm) dengan andil sebesar 0,08 persen (mtm).

Namun deflasi yang terjadi pada kelompok ini tidak sedalam bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 5,87 persen (mtm) dengan andil -024 persen (mtm).

Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang mengalami deflasi. Deflasi Batam pada Oktober 2019 tercatat sebesar 0,27 persen (mtm), atau inflasi 2,42 persen (yoy). Sedangkan Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar 0,279 persen (mtm), atau inflasi 2,14 persen (yoy).

Komoditas utama penyumbang deflasi Batam adalah cabai merah, angkutan udara dan cabai rawit. Sementara komoditas utama penyumbang deflasi di Tanjungpinang adalah cabai merah, cabai rawit dan ikan selar/tude.

Mencermati perkembangan inflasi terkini, Kepri pada November 2019 diperkirakan akan mengalami inflasi. Perlu diwaspadai beberapa risiko inflasi ke depan. Namun diperkirakan akan tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional pada 2019 yaitu sebesar 3.51 persen (yoy).

Beberapa potensi risiko pendorong inflasi di Kepri pada November 2019 antara lain yakni peningkatan permintaan tiket angkutan udara menjelang Natal dan Tahun Baru.

Hal itu berpotensi mendorong kenakan tarif udara sehingga memicu inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (angkutan udara).

Berikutnya adalah curah hujan dan gelombang tinggi yang dapat memicu kelangkaan pasokan ikan segar, menghambat jalur distribusi bahan makanan serta berdampak pada produksi sayuran sehingga mendorong inflasi pada kelompok bahan makanan.

Kemudian adanya potensi kenaikan komoditas bawang merah seiring dengan musim tanam yang mundur akibat kemarau yang lebih panjang pada sentra pemasok, serta masih berlanjutnya tren peningkatan harga emas dunia yang dapat memicu kenaikan inflasi pada kelompok sandang (emas perhiasan).

Langkah pengendalian inflasi tahun 2019 mengacu kebijakan 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif).

Penguatan koordinasi serta sinkronisasi kebijakan dilakukan untuk pengendalian harga dan diharapkan inflasi Kepri tahun ini dapat tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,51 persen. (azx)

BACA JUGA

Tingkatkan Pelayanan PLKK, BPJamsostek Batam Sekupang Kumpulkan Puluhan Rumah Sakit dan Klinik

Jhony

Hari Pelanggan Nasional, BPJS Ketenagakerjaan Batam Sekupang Beri Kemudahan Layanan

Jhony

BPJS Ketenagakerjaan Batam Sekupang Lakukan Monev Agen PERISAI

Jhony

Melakukan Pembinaan, Sosialiasi dan Update Informasi Terbaru, BPJS Ketenagakerjaan Lakukan Sharing Session

Probatam

BPJAMSOSTEK Batam Sekupang Bagikan Sembako Ke Panti Asuhan

Jhony

BPJamsostek Hadirkan Paket Bundling Combofit di My Telkomsel

Jhony