PROBATAM.CO, Batam – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepulauan Riau (Kepri) mengatakan berdasarkan hasil penelitian BNNP Kepri sejak 2017 hingga saat ini jumlah pengguna narkoba aktif mencapai 26.450 orang.
Angka ini merupakan angka yang fantastik untuk Kepri sebuah provinsi yang tidak begitu besar dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia.
Kepala BNNP Kepri Richard Nainggolan mengatakan hal ini disebabkan oleh letak Kepri, khususnya Batam yang sangat strategi, sehingga sangat memungkinkan menjadi jalur transit peredaran narkoba dari luar negeri.
“Batam merupakan daerah terdwoan Indonesia yang berhadapan dengan sejumlah negara, tentunya jika tidak dilakukan pengawasan yang cukup serius, tentunya akan memudahkan masuknya narkoba dari luar negeri,” kata Richard, Kamis (31/10).
Angka tersebut, sambung Richard merupakan survei nasional BNN yang dilakukan pertiga tahun sekali. Bahkan angka itu diprediksikan bisa saja bertambah seiring dengan banyaknya permintaan di Indonesia.
“Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) bersama Tim Independen BNN mempredeksikan ada pergerakan meningkat, namun kami di BNNP Kepri terus berupaya menimalisir masuknya dan peredaran narkoba di Kepri dalam berbagai kegiataan dan pengawasan,” jelasnya.
Lebih jauh Richard mengatakan, meaki angka 26.450 orang pengguna aktif ini diprediksikan akan terus bertambah, namun sebagian penggunanya sudah ada yang mendapatkan rehabilitasi.
“Bisa saja untuk survei tahun 2020 terjadi penurunan, untuk itu kami berharap kerjasama dari masyarakat untuk mengawasi dan menyampaikan apabila melihat aktivitas yang berbau narkoba,” paparnya.
Bahkan dari catatan penindakan, sepanjang tahun 2019 ini, BNNP Kepri telah mengamankan sabu-sabu sebanyak 141.873 kilogram serta 44.933 ribu pil ekstasi.
Hal ini juga termasuk kasus pencucuian uang yang dilakukan salah satu gembong narkoba Internasional, M Adam. (hai)