PROBATAM.CO, Jakarta – Sebuah kapal yang membawa belasan imigran Afrika menuju Eropa dilaporkan terbalik di Laut Mediterania atau Laut Tengah, di lepas pantai Libya, pada Selasa waktu setempat.
Melansir Associated Press, Rabu (28/8), Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi, setidaknya 40 orang hilang dan tenggelam dalam insiden tersebut.
Insiden terbaliknya kapal ini menjadi ‘bencana maritim’ terbaru yang melibatkan kaum imigran dalam perjalanannya mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Pada Juli lalu, sekitar 150 orang hilang dan tenggelam saat dua kapal yang mengangkut 300 warga Libya terbalik di laut lepas. Pada Januari, 17 orang dilaporkan tewas dan hilang. Sementara pada Mei, sekitar 80 orang tenggelam saat kapal bergerak dari Tunisia.
“Jika diakumulasikan, sebanyak 900 orang tenggelam di Laut Mediterania sepanjang 2019,” ujar Juru Bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Charlie Yaxley.
Libya menjadi titik persimpangan utama bagi para migran menuju Eropa setelah penggulingan dan kematian diktator Moammar Gadhafi pada 2011 lalu. Hal itu membuat negara-negara di Afrika Utara terperosok dalam kekacauan milisi bersenjata dan runtuhnya pemerintahan.
Selama beberapa tahun terakhir, Uni Eropa telah bekerja sama dengan penjaga pantai dan militer Libya untuk menghentikan penyeberangan laut yang berbahaya itu. Kelompok HAM mengatakan, hal tersebut justru membuat para imigran harus semakin terpuruk dengan kungkungan kelompok milisi bersenjata tanpa persediaan makanan dan air yang memadai.
Setidaknya sebanyak 6 ribu imigran asal Eritrea, Ethiopia, Somalia, Sudan, dan negara lain dikurung dalam puluhan fasilitas penahanan di Libya yang dikelola oleh milisi.
Lebih dari 3 ribu imigran berada dalam bahaya. Pasalnya, pusat-pusat penahanan di dalam dan sekitar Tripoli berdekatan dengan lokasi pertempuran. Dilaporkan sebanyak 44 orang tewas pada Juli lalu akibat serangan udara di pusat penahanan migran.(*)
Cnnindonesia.com