Mahasiswa Singapura ke Lingga Lakukan Penelitian Satwa Burung di Gunung Daik

PROBATAM.CO, Lingga – Peniliti luar negeri melakukan petualangan di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri pada 18 – 19 Juni 2019. Ada 9 peneliti dari National University of Singapore (NUS) yang datang ke Negeri Bunda Melayu itu.

Disana, mereka mendaki Gunung Daik dan melakukan penelitian satwa burung yang ada di Kabupaten Lingga dengan dikawal oleh tim guide dari Perpetual.

“Para peneliti ini terdiri dari 8 mahasiswa dan 1 dosen pembimbing. Mereka berasal dari 4 negara yaitu Jerman, Amerika, India, dan Singapura,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Lingga, Raja Fahrurrazi dikutip website resmi Pemkab Lingga, Jumat (21/6).

Menurut Fahrurrazi, para peneliti ini tak henti-hentinya mengungkapkan kekaguman mereka terhadap kondisi alam Lingga selama perjalanan. Apalagi kondisi alam di Gunung Daik begitu terjaga. Medan pendakiannya pun tidak ekstrim namun cukup menantang.

Kekaguman mereka pun makin bertambah tatkala melintasi 3 ruas sungai yang ada di jalur pendakian Gunung Daik ini.

Meski cuaca kurang mendukung, tetapi mereka cukup puas dan senang selama pendakian Gunung Daik. Selain itu, lanjut dia, mereka juga melakukan penelitian di wilayah wisata Air Terjun Resun, serta Kawasan Pintu Gerbang Pendakian Bukit Permata di Desa Panggak Darat.

Bukan hanya pesona alam, para peneliti ini pun menikmati setiap detail pesona Pulau Lingga. Dari mulai keramah tamahan penduduk, hingga lezatnya kuliner tradisional Lingga. Bahkan mereka mempunyai rencana untuk bisa datang kembali ke Lingga untuk penelitian kedua kalinya.

“Kami berharap kedatangan mereka dapat mempromosikan pariwisata Lingga lebih luas lagi,” pinta dia.

Fahrurrazi juga berharap agar Dinas Pariwisata Provinsi dan Kementrian Parieisata dapat membantu serta memfasilitasi segala bentuk perizinan dan kerjasama antar negara. Pihaknya juga berharap adanya pelatihan dan bimbingan terhadap pemuda Lingga agar dapat melayani wisatawan secara optimal

Terpisah, Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa menyatakan jika Lingga jeli membaca peluang. Datangnya para peneliti ini dapat menjadi sarana promosi yang baik. Apalagi mereka merupakan mahasiswa dari berbagai negara yang merupakan pangsa pasar potensial.

“Lingga punya keuntungan karena berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. Ini harus bisa dimaksimalkan. Karena kedua negara tersebut dapat menjadi penyuplai wisatawan mancanegara ke Lingga. Kedekatan teritori ini harus bisa dimaksimalkan,” kata Rizki.

Hal ini juga diamini oleh Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I, Dessy Ruhati. Dessy menyatakan Kemenpar akan terus mendorong pariwisata border area. Pasalnya pariwisata pasar border area sangat menjanjikan.

Secara geografis, kata dia, border area relatif mudah dijangkau wisman dari negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Dengan kedekatan ini, wisman pun semakin murah menjangkau destinasi di border area.

“Potensi pasar border area ini sangat menjanjikan. Terutama Provinsi Kepri yang mampu menjadi pintu masuk wisman terbesar ke-3 ke Indonesia. Selama ini baru Tanjung Pinang, Bintan dan Batam yang sudah bagus menjaring wisman. Maka dari itu daerah lain di Kepri juga akan kita dorong sehingga potensinya makin besar lagi,” katanya.

Memang tak dapat dipungkiri, Lingga memiliki potensi wisata yang luar biasa. Bukan saja wisata budayanya tetapi juga wisata alamnya. Kabupaten yang dikenal sebagai negeri Bunda Tanah Melayu ini, merupakan surga wisata alam di wilayah perbatasan.

Selain memiliki panorama pantai dan laut yang indah, daerah yang memiliki 604 pulau besar dan kecil itu, juga memiliki obyek wisata hutan, pegunungan, air terjun dan kolam pemandian air panas yang menakjubkan.

“Kalau bicara soal wisata alam di wilayah perbatasan, Lingga adalah surganya. Semua obyek wisata alam ada di Lingga. Selain itu, Lingga punya wisata budaya dan sejarah kejayaan Kerajaan Melayu Riau hingga etnis Tionghoa yang tak kalah menariknya. Ditambah kedekatannya dengan Malaysia dan Singapura. Tentunya ini peluang kita yang harus dimaksimalkan dengan membantu berbagai macam kemudahan, terutama perizinan untuk mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi,” kata Menpar Arief Yahya.

Hutan Gunung daik Lingga juga menyimpan potensi besar lainnya selain objek wisata. Hujan tropis Pulau Lingga di dominasi oleh tumbuhan Dipterocarpaceae (Tumbuhan penciri khas Tropis). Hutan Lindung Gunung Daik di Pulau Lingga ternyata memiliki keaneka ragaman hayati atau sering disebut Bioversitas.

Bahkan menurut kajian pada tahun 2013 (Jonotoro, Wijanarko, Wijaya), hutan tersebut dapat dikategorikan sebagai Megabiodiversity yang keaneka ragaman jenisnya dihitung menurut indeks Shannon and Wienner keragaman hayati tersebut mempunyai nilai 4,2 + untuk semua tingkat pertumbuhan (semai, pancang, tiang dan pohon).

Hutan lindung Gunung Daik merupakan sumber provenan benih dan plasma nutfah jenis-jenis Endemik (Endangered/Critically Endangered) menurut Badan Konservasi Dunia (International Union Conservation of Nature/IUCN), CITES dan Undang-Undang Konservasi.

Mengingat populasi jenis-jenis tertentu semakin hari semakin berkurang di alam bahkan beberapa sudah nyaris punah, maka KePAL Lingga bersempena dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengadakan kegiatan penanaman pengkayaan kembali (Enrichment Planting) terhadap jenis-jenis tersebut. (*)

BACA JUGA

SMP Negeri 1 Singkep Wujud Nyata Pembelajaran Demokrasi Melalui Kegiatan P5

Jhony

Jalan Santai Polres Lingga Bersama Masyarakat Lingga

Jhony

BP Batam Dorong Sinergi Majukan Batam Melalui Pameran Lukisan Pembangunan

Jhony

Rakor Pengawasan Partisipatif Di Kecamatan Singkep ‘Menyala’

Jhony

Kwarran Lingga Dan Kwarran Lingga Timur Gelar Kemah Dalam Rangka HUT Pramuka Ke 63

Jhony

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lingga Rekrut 1.631 Orang KPPS

Jhony