PROBATAM.CO, Jakarta — Paparan gas air mata pada tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam masih terus menjadi sorotan. Adakah bahaya paparan gas air mata pada kesehatan?
Sebagaimana diketahui, 174 nyawa dilaporkan tewas dalam tragedi Kanjuruhan versi BPBD Jawa Timur. Salah satu pemicu banyaknya korban jiwa adalah paparan gas air mata yang menimbulkan kepanikan massa di dalam stadion.
Gas air mata itu ditembakkan polisi ke arah lapangan dan area tribun penonton. Panik, massa pun berlarian mencari jalan keluar.
Akibatnya, banyak orang yang mengalami sesak napas dan terinjak-injak hingga berujung kematian.
Terlepas dari namanya, gas air mata sebenarnya tidak berbentuk gas. Mengutip Healthline, gas air mata pada dasarnya merupakan serbuk bertekanan yang menciptakan kabut saat dilemparkan.
Gas air mata umumnya terbuat dari beberapa bahan kimia. Chlorobenzylidenemalononitrile (CS) menjadi senyawa kimia yang paling umum dijadikan bahan pembuatan gas air mata.
Guru Besar FKUI Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa secara umum, paparan gas air mata dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata, dan saluran napas.
Pada saluran napas, gejala akut atau yang berlangsung cepat bisa muncul berupa dada yang terasa berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik hingga sesak napas.
“Pada keadaan tertentu, dapat terjadi gawat napas [respiratory distress],” tulisnya, dalam sebuah pesan singkat, Minggu (2/10).
Kondisi akibat paparan gas air mata yang lebih parah bisa dialami orang dengan penyakit bawaan tertentu. Misalnya pada orang dengan penyakit asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Pada kondisi di atas, paparan gas air mata bisa memicu serangan sesak napas akut. “Bukan tak mungkin [sesak napas akut] berujung di gagal napas,” tambah Yoga.
Selain di saluran napas, dampak paparan gas air mata juga bisa terjadi di area mata, mulut, dan hidung. Misalnya saja, sensasi terbakar di mata.
“Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan,” ujar Yoga melengkapi.
Tak cuma itu, paparan gas air mata juga bisa berdampak pada kulit. Misalnya saja kondisi iritasi atau timbulnya semacam luka bakar dan reaksi alergi.(*)
Sumber: cnnindonesia.com