PROBATAM.CO, Jakarta — Pemuda Madiun yang menjadi tersangka kasus peretasan Bjorka inisial MAH mengaku meraup USD 100 (Rp1,4 juta) dari hasil menjual channel Telegramnya kepada Bjorka. Uang tersebut diakuinya sebagian digunakan untuk bayar cicilan motor.
MAH mengaku hasil penjualan channel Telegram @bjorkanism dibayarkan dalam bentuk bitcoin melalui aplikasi indodax.
“Ada beberapa tahapan untuk cairkan bitcoin jadi rupiah,” ucap MAH ditemui di rumahnya, Selasa (20/9) dikutip detikJatim.
MAH mengaku sengaja membuat akun Indodax setelah dia mencapai deal harga dengan Bjorka.
“Bitcoin yang masuk di aplikasi Indodax saya teruskan ke trading platform dan saya pindah lagi ke aplikasi DANA. Sampai di sini belum selesai,” urai pemuda berusia 21 tahun tersebut.
“Setiap tahapan pemindahan ke aplikasi tersebut memakai akun dan PIN rahasia. Paling terakhir setelah bitcoin masuk di aplikasi DANA, bisa langsung dipindah ke rekening bank digital dan otomatis uang dolar berubah jadi mata uang rupiah,” lanjut MAH.
MAH menambahkan, dia mengaku baru pertama kali bertransaksi bitcoin. MAH mengaku sempat browsing mencari tutorial mencairkan bitcoin ke rupiah.
“Saya baru pertama kali mencairkan di bank digital, ya dari jual beli dengan admin Bjorka,” tambahnya.
MAH mengaku uang hasil jual channel Telegram itu dipakai untuk membayar angsuran motor. Sudah setahun ini dia mencicil motor.
“Dari Rp 1,4 juta yang dicairkan dari jual channel Telegram ke Bjorka, Rp 800 ribu untuk bayar cicilan sepeda motor. Lainnya buat belanja online, beli baju,” tukas MAH.
Sebelumnya, polisi mengumumkan penetapan MAH, pemuda asal Madiun, sebagai tersangka dugaan membantu Bjorka membuat kanal Telegram. Usai kasus itu, Bjorka sempat bungkam.
Terakhir kali ia berkicau di BreachForums pada Kamis (15/9), saat mengunggah utas ‘The Indonesian Government is Looking for Me?’.
Pada hari yang sama, Bjorka mengunggah ledekan terhadap pemerintah yang mengklaim sudah mengidentifikasi dirinya di Telegram.
“Itu sepenuhnya omong kosong. Pemerintah Indonesia merasa telah mengidentifikasi saya berdasarkan misinformasi dari Dark Tracer, yang telah memberikan layanan palsu kepada pemerintah Indonesia. Mungkin anak ini sekarang telah ditangkap dan diinterogasi oleh pemerintah Indonesia. Untuk Dark Tracer, memberikan informasi yang salah kepada sekumpulan idiot adalah dosa,” cetusnya.(*)
Sumber: cnnindonesia.com