PROBATAM.CO, Batam – Aksi penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali terjadi di Nduga, Papua yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan 2 orang lainnya mengalami luka-luka.
BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) secara sigap melakukan Layanan Cepat Tanggap (LCT) untuk mengetahui apakah terdapat pekerja yang menjadi korban. Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak terkait, diketahui bahwa seorang buruh kapal bernama Hasdin menjadi salah satu korban dalam kejadian tersebut.
Pria yang tengah bekerja saat kejadian berlangsung, mengalami luka tembak di bagian kaki dan lengan, sehingga dirinya harus mendapat perawatan intensif di RSUD Mimika. Beruntungnya hasdin tergabung dalam Paguyuban Kerukunan Warga Sulawesi Selatan dan terdaftar sebagai peserta Bukan Penerima Upah (BPU) di BPJAMSOSTEK. Sehingga musibah yang menimpanya termasuk dalam kecelakaan kerja.
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia menyayangkan tindak kekerasan yang terjadi. Pihaknya memastikan bahwa BPJAMSOSTEK akan menanggung seluruh biaya perawatan peserta yang menjadi korban, hingga sembuh tanpa batas biaya.
Jika korban tidak dapat bekerja untuk sementara waktu karena masih dalam masa pemulihan, BPJAMSOSTEK juga akan membayarkan santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) sebesar 100% upah yang dilaporkan selama 12 bulan dan selanjutnya 50% upah hingga sembuh.
Roswita mengatakan bahwa kejadian serupa sering terjadi, khususnya di daerah yang rawan konflik. Oleh karena itu pihaknya mengimbau kepada seluruh pekerja untuk membekali diri dengan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan, karena risiko dalam bekerja dapat menimpa siapa saja dan kapan saja.
Pemerintah melalui BPJAMSOSTEK hadir memberikan perlindungan melalui lima program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
“Kami berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Namun hal ini sekaligus menjadi bukti pentingnya perlindungan jaminan sosial. Karena dengan adanya perlindungan dari BPJAMSOSTEK, pekerja dapat berkerja dengan tenang yang secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kerjanya,” tutup Roswita.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala BPJAMSOSTEK Batam Sekupang, Seto Tjahyono. Ia menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia kembali menyoroti bahwa pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan bagi para pekerja khususnya pekerja bukan penerima upah yang mempunyai resiko tinggi.
“Dengan kejadian ini, kami menghimbau para pemberi kerja atau para pekerja mandiri untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan mendapatkan perlindungan dari negara bila terjadi kecelakaan kerja ataupun meninggal dunia.
Dengan dana kelolaan saat ini sebesar 570 triliun, di akhir tahun mencapai 612 triliun dan diperkirakan 5-6 tahun kedepan mencapai 1000 triliun, kami dapat membayar dengan cepat seluruh klaim peserta.
“Dengan adanya Maklumat Pelayanan yang menjamin Kepastian pembayaran klaim seperti lama waktu proses klaim kematian 3 hari kerja. Dengan menjadi peserta BPJS Ketanagkerjaan kepastian dalam perlindungan risiko kerja dijamin oleh negara,” ujarnya. (hai)