PROBATAM.CO, Jakarta — Libur Lebaran 2022 telah usai. Artinya, pekerja harus kembali beraktivitas.
Namun, banyak dari pekerja yang mengaku tidak siap untuk kembali menghadapi padatnya pekerjaan pascaliburan. Kondisi ini biasanya dinamakan post-holiday blues.
Post-holiday blues biasanya mengacu pada tekanan mental jangka pendek, kecemasan, dan kesedihan yang muncul setelah liburan. Para ilmuwan sebenarnya telah mempelajari efek liburan pada individu.
Dalam penelitian berjudul “The Christmas Effect on Psychopathology” yang dipublikasikan di National Library of Medicine, para ilmuwan melakukan pencarian literatur dari tahun 1980 hingga sekarang.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan layanan psikiatri, perilaku melukai diri sendiri, dan upaya bunuh diri selama liburan. Namun, peningkatan akan hal tersebut terjadi setelah liburan.
Mengutip Very Well Mind, berikut tanda-tanda seseorang yang mengalami post-holiday blues.
– cemas;
– tidak termotivasi;
– suasana hati yang buruk;
– mudah tersinggung;
– stres;
– depresi;
– insomnia;
– khawatir berlebih soal keuangan.
Orang yang mengalami post-holiday blues biasanya mengalami emosi yang beragam, mulai dari merasakan kekosongan, kecewa, kesepian, stres, hingga merasa kehilangan.
Pertanyaannya, bagaimana bisa emosi negatif seperti di atas muncul setelah libur panjang? Penyebab emosi tersebut bisa beragam, seperti kelelahan saat perjalanan liburan dan harus kembali berpisah dari keluarga.
Cara Mengatasi Post Holiday Blues
Anda tidak perlu khawatir apabila mengalami post-holiday blues karena ada beberapa cara untuk mengatasi kondisi tersebut.
1. Olahraga
Olahraga tak hanya memberikan manfaat untuk kesehatan fisik. Lebih daripada itu, terdapat sejumlah manfaat olahraga untuk kesehatan mental.
Olahraga mampu mengurangi gejala kecemasan yang kerap muncul tiba-tiba. Hal ini terjadi karena kecemasan berhubungan dengan adrenalin dan kortisol yang membuat otot menegang. Olahraga mampu mengendurkan otot-otot tersebut serta mengalihkan perhatian dari hal-hal yang memicu kecemasan.
2. Terapi alam
Terapi alam atau yang juga disebut ekoterapi didasarkan pada konsep penggunaan alam untuk memulihkan kondisi psikologia.
Sejumlah cara terapi berbasis alam bisa Anda lakukan dengan mudah, seperti berkebun, berjalan di atas tanah, atau bermain air di sungai.
Menghabiskan waktu di alam adalah cara yang murah dan sangat efektif untuk meningkatkan berbagai aspek kesehatan mental.
3. Konsumsi makanan sehat
Perbanyak konsumsi ikan, biji-bijian, cokelat hitam, dan teh hijau untuk memerangi stres.
Mengutip WebMd, orang yang mengonsumsi ikan bisa menurunkan risiko depresi sebesar 17 persen. Para peneliti menunjukkan bahwa ada kemungkinan asam lemak omega-3 pada ikan dapat mengubah struktur membran otak.
Sementara itu, teh hijau mengandung asam amino atau L-theanine dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood.
4. Tidur cukup
Tak hanya memengaruhi otak, tidur cukup pun memengaruhi perasaan. Sebuah studi menyebut, orang yang mengalami insomnia berisiko tinggi terhadap kondisi depresi, gangguan cemas, dan panik.
5. Menonton film komedi
Film komedi dapat membuat Anda tertawa dan menurunkan tingkat stres. Tertawa juga dapat merangsang sirkulasi dan membantu relaksasi otot, yang keduanya dapat membantu mengurangi beberapa gejala fisik stres.(*)
Sumber: cnnindonesia.com