PROBATAM.CO, Jakarta — Konflik Rusia-Ukraina masih panas sejak serangan pertama Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Tak pelak, hal ini pun memengaruhi persiapan forum G20 di Bali.
Rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin menuai berbagai reaksi sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. AS bahkan mengancam tak akan menghadiri pertemuan G20 jika Rusia memang diundang.
Sebelumnya, Indonesia menyampaikan bakal mengundang seluruh anggota G20 dalam pertemuan di akhir 2022 nanti, termasuk Rusia.
Informasi ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Program Prioritas, Dian Triansyah Djani pada Maret lalu.
“Sebagai presidensi, tentunya, dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20,” kata Dian pada konferensi pers daring, Kamis (23/4).
Rusia sendiri menyerahkan keputusan mengundang Vladimir Putin ke KTT G20 pada Indonesia.
“Kami akan klarifikasi ini, bagaimana pun juga, Indonesia yang menjadi penyelenggara,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Kamis (7/4).
Sebelumnya, Vladimir Putin sendiri disebut akan menghadiri forum G20. Hal ini disampaikan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.
“Tergantung pada situasi, sejauh ini dia [Putin] mau datang ke KTT G20,” kata Vorobyeva dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (23/3).
Padahal, kini Rusia tengah berhadapan dengan sanksi internasional atas invasinya ke Ukraina. Sanksi ini bertujuan untuk mengisolasi Rusia dari ekonomi global. Namun, Vorobyeva menilai forum G20 bukan untuk membahas krisis kedua negara, melainkan lebih pada ekonomi global.
Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin menolak kedatangan Putin di forum G20. Menurutnya, ini penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum.
“Kami menyerukan seluruh negara demokratis untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator Putin yang kejam. Boikot Rusia dan Putin dalam semua kemungkinan platform internasional,” kata Hamianin lewat sebuah pernyataan resmi, Rabu (23/3).
Penolakan ini juga datang dari sejumlah negara anggota Uni Eropa. Seorang pejabat Uni Eropa menyebut, perwakilan Rusia dalam forum ‘menjadi sangat problematik’ di tengah kecaman dan sanksi internasional terhadapnya.
Hingga saat ini, sebagai presidensi forum G20 tahun 2022, Indonesia sendiri belum memberikan tanggapan berarti atas penolakan kehadiran Putin.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi menanggapi pernyataan AS yang bakal absen jika Rusia jadi diundang ke forum G20.
“Sebaiknya kita tidak berspekulasi, sementara perkembangan ke depan masih sangat dinamis,” ujar Faizasyah saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/4).
Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika sekaligus tim jubir pemerintah untuk G20, Dedy Permadi, mengatakan bahwa Indonesia perlu hati-hati menyikapi situasi.
“Isu Rusia dan Ukraina tentu saat ini sedang kami dalami dan kemudian akan kami sampaikan di dalam forum lain ketika waktunya sudah sampai,” kata Dedy dalam jumpa pers daring, Kamis (7/4).(*)
Sumber: cnnindonesia.com