PROBATAM.CO, Tanjungpinang — Berdasarkan data Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Pertanian Tanjungpinang pada caturwulan I 2021 berhasil memfasilitasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 6.935,7 ton dan 109.931 ekor babi potong, dengan nilai ekonomis sebesar Rp. 447,3 miliar dan menerbitkan sertifikat kesehatan komoditas pertanian sebanyak 176 kali.
Dengan capaian tersebut Karantina Pertanian Tanjungpinang telah berhasil melampaui target kinerja peningkatan ekspor 2021 pada caturwulan I dengan beberapa kategori yaitu jumlah eksportir baru telah tercapai 100%, keberagaman komoditas baru 100%, frekuensi sertifikasi 37%, jumlah negara tujuan baru 100%, volume export 27% dan nilai ekspor 25%.
“Ekspor komoditas Pertanian dibawah layanan Karantina Pertanian Tanjungpinang meningkat di caturwulan pertama tahun 2021. Hal ini patut disyukuri karena produk pertanian Kepri masih menjadi primadona dan diminati pasar internasional,” ungkap Raden, Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang.
Menurut Raden, guna mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red), pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong ekspor produk pertanian, karena masih banyak hasil pertanian asal Kepuluan Riau yang berpotensi untuk diekspor.
“secara intens Tim Gratieks Karantina Tanjungpinang terus melakukan bimbingan teknis, sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas dengan instansi terkait serta memberikan percepatan layanan karantina supaya komoditas ekspor mampu bersaing di negara tujuan,” ujarnya.
Dukungan Geografis Yang Strategis
Posisi Tanjungpinang (Kepri) yang berdekatan dengan Singapura merupakan keuntungan secara geografis karena posisinya yang strategis. Kondisi ini harus dimanfaatkan dengan tepat dengan melakukan hilirisasi komoditas pertanian di Kepri.
Beberapa komoditas pertanian asli Kepri ada yang surplus, selain itu ada juga komoditas pertanian dari daerah lain yang bisa dilakukan pengolahan di Kepri, sehingga akan meningkatkan nilai ekonomis bagi komoditas tersebut.
“Kami berupaya mendorong daging babi dapat diolah menjadi produk olahan lain dan diekspor, ada juga industri pengolahan kelapa yang mengolah kelapa menjadi berbagai produk turunan yang terus kita optimasi agar produknya terus meningkat,” ujar Raden
Secara terpisah Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, mengatakan Kementerian Pertanian sangat mendukung program hilirisasi komoditas pertanian, mulai dari pengolahan sampai ke pemasaran harus berkesinambungan. Karena hilirisasi akan menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan nilai ekonomi.
Menurut Jamil, sebagai economic tools pihaknya akan terus memacu ekspor pertanian dengan melakukan penguatan sistem perkarantinaan, memberi pelayanan dengan cepat, cermat dan akurat.