Kawasan pertama adalah Kawasan Geosite Tanjung Senubing di Kelurahan Ranai Kecamatan Bunguran Timur.
Kawasan bentang alam ini merupakan geosite pertama dan yang terdekat dengan bandara dan pusat kota Ranai, hanya sekitar 4 km dari Landmark Pantai Piwang. Sebelum mencapai kawasan geosite Tanjung Senubing, kita melewati kawasan Masjid Agung Natuna, ada bangunan Tourist Information Center (TIC) disebelah kanan jalan dengan latar belakang pantai dan batu granit yang indah, sementara bangunan Masjid Agung Natuna dan Musium Bahari berada di sebelah kiri jalan, boleh lah mampir sebentar untuk wisata religi atau sekaligus belajar dan mengenal sejarah maritime laut Natuna Utara.
Di Musium Maritim Natuna yang segera dioperasikan ini rencananya disimpan sejumlah artefak berusia ratusan tahun yang diambil dari dalam Laut Natuna Utara, barang barang ini merupakan bagian situs Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) dari berbagai negara yang tenggelam di laut Natuna Utara.
Selajutnya saat memasuki kawasan Geosite Tanjung Senubing, di sebelah kanan jalan kita akan disambut dengan situs “Batu Kapal” sebuah gugusan batu granit berukuran raksasa yang menyerupai bentuk kapal, menurut legenda Natuna, situs ini merupakan pelabuhan laut warga dari alam lain “Bedung” ( Sejenis orang Bunian-red) di Natuna.
Kawasan geosite Tanjung Senubing merupakan sebuah semenanjung yang sangat indah, hiasan untaian batuan granit berukuran sangat besar yang terhampar tertata rapi melimgkari semenanjung yang berhadapan dengan. Laut Natuna Utara dan Pulau Senua.
Pemandangan dari ketinggian juga sangat cantik dijadikan background swafoto, sangat istagramable. Ada sejumlah batu besar dengan nama Batu Datar, Batu Sindu dan batu besar lainnya, ada beberapa batu yang bisa kita daki, tapi hati=hati karena licin dan berbahaya.
Di kawasan yang masih alami ini kita harus berhati-hati karena kondisinya memang sangat alami, masih minim penerangan maupun tanda rambu keselamatan. Jalan masuk akses ke kawasan ini masih sempit. Untuk mengitari kawasan bebatauan ini haya ada jalur track berupa jalan setapak, koindisinya masih alami.
Meski tantangannya cukup nesar tetapi lelahnya terbayarkan saat kita bisa mencapai sejumlah sudut yang memang bagai surge tersembunyi. Di area Batu Sindu misalnya, dibawah bebatuan raksasa ada batu datar dan teluk kecil yang sangat indah, mantan menteri KKP Susi Pudjiastuti ditemani Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Dr Mas Ahmad Santoso.S.H. LL.M pernah beberapa kali bermalam dan main paddle di tempat ini.
Di kawasan geosite Tanjung Senubing ada bangunan fasilitas negara yakni kantor Bakamla, unit Radar Angkasapura dan Mercusuar pemandu kapal, menikmati geosite Tanjung Senubing sebaiknya memang mengajak guide lokal agar bisa mengeksplore keindahan geosite Tanjung Senubing dengan aman.
Kawasan Geosite Tanjung Senubing juga merupakan kawasan habitat Kekah (Presbytis Natunae) sejenis kera yang mempunyai lingkaran putih di bagian wajah, primata endemik unik Natuna kekah merupakan hewan langka yang di lindungi.
Batu Granit dikawasan geoiste Tanjung Senubing memang serupa dengan batu-batu granit di di pulau Belitung, batu granit di Bangka dan kawasan Riau Kepulauan lainnya, batu granit penanda bahwa kawasan Natuna berada pada jalur timah yang dibawa oleh jalur batolit granitoid-granitik berumur Trias ( Jutaan tahun-red).
Dinas pariwisata Natuna menyebut dalam catatan Kepala Riset Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Pajajaran, Prof Mega Fatimah Rohana batu granit dikawasan Geosite Tanjung Senubing berusia lebih kurang 125 juta tahun hingga 66 juta tahun.
Usia bebatuan ini bisa diketahu dengan metode pengetahuan geologi dari analisisa laboratorium, baik dari bahan kimia, fosil, batuannya, atau mineral misotop.
Setelah menikmati Tanjung Senubing destinasi selanjutnya ditempuh kurang lebih hanya 5 menit dari situs geosite Tanjung Senubing, kita akan bertemu situs “Batu Rusia” , ditubuh situs “Batu Rusia” terukir prasasti yang menjadi saksi bisu korban selamat penumpang dan ABK kapal perang asal Rusia yang tenggelam di perairan sekitar Pulau Senua.
Tak jauh dari Batu Rusia kita akan tiba di pelabuhan nelayan Teluk Baruk desa Sepempang, dari pelabuhan ini Geosite Pulau Senue tampak jelas dihadapan mata.
Geoste kedua adalah Kawasan Geosite Pulau Senue
Pulau Senue (dibaca Senoa-red) berjarak kurleb 10.9 km dari Kota Ranai jika diukur dengan garis lengkung mengunakan google earth, sementara jika di ukur dari pantai pelabuhan nelayan Teluk Baruk desa Sepempang kurleb 4 km saja.
Kita bisa menyewa pompong yang tersedia di pelabuhan, jika cuaca bagus hanya butuh sekitar 45 menuju pulau Senue. Tarif sewa bervariasi antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu untuk mengantar kita PP, kapal pompong ukuran 1 GT atau 2 GT berkapasitas 10 hingga 20 penumpang tersedia berdasarkan pesanan.
Pada saat hari libur atau event tertentu pengunjung Pulau Senue meningkat, saat kondisi ini kita hanya dikenakan tarif 50 ribu per orang untuk ongkos tambang PP.
Legenda masyarakat setempat mengatakan bahwa pulau Senue merupakan reinkarnasi wanita hamil bernama Mai Lamah yang karena ketamaknnya berubah menjadi batu.
Dari kejauhan memang pulau ini berbentuk seperti seorang perempuan yang perutnya hamil tengah berbaring. Geosite Pulau Senue terkenal dengan pantainya yang indah dan pasir kuarsa putih. Tahun 2017 lalu Kapal pesiar MS. BREMEN dari Jerman singgah melego jangkar di Pulau Senue membawa ratusan turis menikmati indahnya Natuna
Di Geosite Pulau Senue kita bisa menikmati keindahan alam eksotik yang masih alami, kejernihan air lautnya dan pasir putihnya mengundang kita untuk segera terjun keair, berenang menikmati segarnya pantai Senue.
Selain menikmati pemandangan Gunung Ranai diseberang selat dan gugusan batu granit Tanjung Senubing disebelah kiri, mata kita juga dimanjakan indahnya gugusan Batu Alif disebelah kanan, di pulau Senue bagi penghobi snorkling maupun olahraga menyelam juga ada spot yang bagus untuk dinikmati. Peralatan snorkling dan tabung selam lengkap bisa direques (sewa) dari pengelola travel atau pemandu setempat, harganya cukup terjangkau.
Terumbu karang di area Geosite Pulau Senue masih sangat alami dan terjaga keindahannya, rugi rasanya bila kita tidak menyempatkan waktu untuk snorkling menikmati keindahan alam bawah laut Senua.
Daya tarik lain di Geosite Pulau Senue adalah gua bawah laut yang menjadi spot ciamik diving (menyelam red) , ada juga gua sarang burung walet dibagian tebing atas yang langsung menghadap ke laut Natuna Utara, gua ini terbentuk di bukit geosite bebatuan yang merupakan geoheritage batuan sedimen laut dalam, data dinas pariwisata Natuna menyebut penelitian Badan Geologi Nasional mencatat usia batuan sedimen laut dalam di Pulau Senue ini kurang lebih 163 juta tahun hingga 88,5 juta tahun, wow ! .
Pulau Senue yang terletak di laut Natuna Utara merupakan pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan kawasan Laut Cina Selatan, di pulau yang berada di sebelah timur dari pulau Bunguran Natuna dengan koordinat 4° 0′ 48″ LU, 108° 25′ 4″ BT, terdapat prasasti tanda batas negara NKRI.
Di anak Pulau Senue ada bangunan Mercusuar, perlu kehati-hatian dan kewaspadaan jika ingin meniti puncak Mersuar ini, di area pantainya adalah lokasi habitat penyu sisik bertelur pada musimnya.
Penyu adalah jenis kura-kura laut yang ditemukan di semua samudera di dunia. Para ilmuwan menyebut penyu sudah ada sejak akhir zaman jura (145 – 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Untuk yang mempunyai hobby memancing jangan lupa membawa peralatan pancing, tak perlu ketengah laut kita cukup memancing di dermaga labuh, bibir pantai atau pinggir bebatuan yang ada di pulau ini, ikan berukuran sedang masih tergolong mudah didapat.
Setelah menikmati pulau Senue setibanya di pelabuhan Teluk Baruk desa Sepempang, hanya 5 menit perjalanan kita juga bisa beristirahat sambil menikmati keindahan Batu Alif Stone Park
Di kawasan taman “Alif Stone Park ” kita akan disuguhi hamparan bebatuan Granit, kawasan ini sudah dikelola pihak swasta.
Pengelola kawasan yang dikenal dengan nama “Alif Stone Park” ini pernah mendapat penghargaan bergengsi dunia pariwisata Indonesia dalam kategori wisata terunik dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) award 2018.
Apa yang unik dikawasan Alif Stone Park ? kawasan berupa tanjung kecil di Desa Sepempang ini dipenuhi oleh tumpukan batuan granit yang berserakan dari darat hingga ke laut.
Selain taman disela bebatuan yang ditata dengan ciamik, lengkap ada juga fasilitas homestay modern bergaya rumah Jepang, tak perlu kuatir tarifnya terjangkau.
Homestay milik pak Bob yang pernah bertugas di Jepang ini menyuguhkan pemandangan pulau Senue yang indah, menikmati matahari terbit dan matahari tenggelam akan menjadi moment tak terlupakan bagi kita.
Meski statusnya homestay sejumlah tokoh nasional dan figure public sering menginap menikmati suasana Alif Stone Park, selain pemandangan dan suasananya yang damai, berbagai makanan olahan seafoot dan makanan tradisional Natuna bisa dinikmati dengan pesan khusus ke pengelola.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, sejumlah menteri dan pejabat pemerintah pusat, bahkan seulah artis nasional pernah menginap di sini. Setelah beristirahat sejenak selanjutnya kita bisa melanjutkan perjalanan menuju Geosite Gua Kamak. yang jaraknya cukup jauh sekitar 50 Km
Berdampingan dengan kawasan alif stone park juga ada Natuna Diving Resort yang juga tak kalah menariknya