Peran Aktif SKK Migas Dukung Geopark Nasionak Natuna
Status Geopark Natuna sebagai Geopark Nasional tentu memberikan angin segar bagi masyarakat Natuna. Komitmen pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk melanjutkan program ini perlu dukungan lintas sektoral.
“SKK Migas Sumbagut ikut aktif memfasilitasi pengembangan Geopark Natuna, berbagai kegiatan sosialisasi, penataan kawasam dan pemberdayaan masyarakat terus dilakukan dalam rangka mendukung kawasan Geoprak Nasional Natuna dikembangkan statusnya hingga kedepan bisa mendapatkan sertifikat Unesco Global Geopark ( UGG).” Jelas Haryanto Syafri saat menjadi narasumber Webinar yang di taja SKK Migas dan Pemkab Natuna, Kamis (06/08).
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark) yang ditandatangani Presiden Jokowi pada tanggal 25 Januari 2019 dan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 22 oleh Menkumham Yasonna H. Laoly di Jakarta pada tanggal 31 Januari 2019. Perpres ini menjelaskan bahwa Geopark merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan suatu kawasan (dengan luas tertentu) secara berkelanjutan yang memadu-serasikan tiga keanekaragaman alam, yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity).
Kepala Dinas Pariwisata Natuna Hardinansyah pada saat digelar Webinar menjelaskan bahwa dalam pengembangannya, Geopark Natuna ini berpilar pada aspek Konservasi, Edukasi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Penumbuhan Nilai Ekonomi Lokal melalui geowisata.
“Dalam konsep Geopark ada penekanan sebuah kawasan Geopark tidak boleh berubah bentuk alaminya dan melibatkan peran aktif masyarakat setempat untuk menjaga dan mengelola sehingga bisa dimanfaatkan menjadi tempat penelitian, konservasi flora dan fauna dan lain-lain yang sifatnya tidak merubah kondisi alaminya. Jika ini berjalan baik maka sebuah kawasan Geopark bisa menjadi salah satu destinasi objek wisata yang berpotensi menyumbang PAD daerah,” Jelas Hardinansyah lebih jauh.
Keindahan bentang alam Natuna, usia geologi tertuanya diperkirakan mencapai 188 juta tahun, kekayaan flora fauna langka endemic Natuna baik di darat maupun di laut serta berbagai kebudayaan lokal terus menjadi acuan bagi pemerintah Natuna menentukan arah pembangunan yang disesuaikan dengan konsep Geopark berstandar internasional.
Bentang alam Natuna dari sisi utara hingga ke sisi selatan menyebar disepanjang sisi timur pulau Bunguran Besar, bentang alam ini memiliki keunikan kekayaan geologi yang lengkap. Sejumlah situs geosite berupa batuan granit berukuran raksasa dan berusia ratusan juta tahun merupakan daya tarik utama dari situs Geopark Nasional Natuna.
Ketua Jaringan Geopark Indonesia Budi Martono yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan bahwa Geopark Natuna penuh dengan mega, mega bentang alamnya, mega budaya mega fauna flora.
“Selangkah lagi Geopark Nasional bisa menjadi Unesco Global Geopark (UGG) kuncinya hanya satu kata seriuskah ? Geopark bukan pariwisata tetapi didalam geopark bisa dimanfaatkan untuk pariwisata, penataan infrastruktur dasar harus jelas, konsepnya harus jelas dan berkesinambungan.Kondisi aman dan nyaman bagi pengunjung sangat penting, budaya dan kearifan lokal Natuna juga jangan sampe hilang harus dimanage dan ditonjolkan, masyarakat pariwisata dunia tidak hanya melihat keindahan, tetapi juga ingin belajar, ingin mengamati sebuah pengalaman budaya lokal. Filosofi budaya Natuna harus diperkuat dan jangan lupa semua bagian geopark Natuna harus segera dilindungi secara hukum, didaftarkan dalam cagar alam geologi dan cagar budaya.” Terang Budi Martono mengingatkan.
Yuk Intip Keunikan Geosite di Kawasan Geopark Natuna.
Untuk menikmati Geopark Nasional Natuna kita bisa memilih moda transportasi jalur laut maupun udara. Ada sejumlah kapal yang dioperasikan PT Pelni berlayar dari kota Tanjungpinang propinsi Kepulaun Riau tujuan Natuna, kapal Pelni ini berlanjut ke Pontianak propinsi Kalbar. Jika memilih jalur laut untuk menuju Natuna kita bisa mengakses dari kota Pontianak propinsi Kalbar maupun Kota Tanjungpinang ibu kota propinsi Kepulauan Riau.
Dari Tanjungpinang rute tujuan pelabuhan Selat Lampa Natuna tersedia kapal penumpang Pelni KM Bukit Raya, butuh lebih dari 32 jam dengan tariff dibawah Rp 300 ribu. Kita bisa mengakses KM Bukit Raya dari pelabuhan Kijang Bintan.
Jika ingin lebih hemat kita bisa menggunakan KM Sabuk Nusantara (Sanus) 80 dan 83 tarifnya lebih murah tetapi durasi perjalannya lebih lama. Ada juga KM Sanus 36 yang berukuran lebih kecil. dengan Moda ini kita bisa singgah di kepulauan Anambas yang dulu juga bagian dari Natuna.
Kabar terbaru sejak awal Juli 2020 pemerntah juga telah mengoperasikan kapal jenis roro KMP Bahtera Nusantara 01 dengan rute terjadwal dari pelabuhan Tanjung Uban kabupaten Bintan – pelabuhan Matak kabupaten Kepulauan Anambas- pelabuhan Tanjungpayung kabupaten Natuna- hingg ake pelabuhan Pontianak Kalbar, kita bisa membawa mobil atau motor roda dua ke Natuna menggunakan kapal ini, tarifnyapun cukup terjangkau.
Selain dari Tanjungpinang kita juga bisa mengakses moda tranporasi laut ini dengan kapal yang sama dari kota Pontianak dan Sintete propinsi Kalimantan Barat, tarifnya lebih murah dan durasi perjalannnya lebih cepat, saat cuaca bersahabat hanya butuh sekitar 24 jam dari Pontianak mengunakan KM Bukit Raya.
Pilihan Lainnya tentu mengunakan moda transportasi udara, ada dua maskapai penerbangan yang melayani rute dari bandara Hang Nadim Batam ke bandara Raden Sajad Natuna, yakni maskapai Sriwijaya dan Wings Air. Dimasa pandemic Covid-19 ini kedua maskapai membatasi penerbangannya hanya 1 kali perminggu, dengan tarif normal sekitar 1 hingga 1,7 juta Rupiah.
Sesampai di pelabuhan Selat Lampa Natuna maupun bandara Raden Sajad Natuna tak perlu kawatir, disini selalu tesedia mobil rental untuk pemakain private maupun transportasi umum menuju kota Ranai pusat kota Natuna.
Di Kota Ranai meskipun belum ada hotel berbintang, sejumlah hotel dan penginapan bisa dipilih menyesuaikan bugget, masing-masing menawarkan keunikannya, bahkan homestaypun juga ada. Pilihan rental mobil maupun sepeda motor juga tersedia untuk keliling menikmati sejumlah geosite Geopark Nasional Natuna.
Setibanya di Ranai, awalilah dengan mengunjungi taman Pantai Piwang (sebelumnya dikenal dengan nama Pantai Kecana-red) yang terletak di pusat kota Ranai, kawasan ini dibangun untuk menjadi icon land mark Geopark Nasional Natuna. Jika ingin berswafoto, dipantai ini ada banyak titik spot foto yang ciamik.
Selain dimanjakan dengan latar pantai dan laut Natuna Utara di kawasan Pantai Piwang ini kita akan melihat dan merasakan peran SKK Migas Sumbagut yang sangat terasa.
Kolaborasi Kementerian PUPR, Pemerintah Natuna dan SKK Migas Sumbagut secara bertahap melakukan penataan Kawasan Pantai Piwangm, pantai yang dulunya kumuh kini disulap menjadi cantik dan membanggakan warga Natuna.
Disudut bagian utara Pantai Piwang SKK Migas Sumbagut mewujudkan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) berupa Taman Bermain Anak dan Fasilitas Olah Raga, yang dibangun melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) Medco E&P Natuna dan Premier Oil Natuna. Program ini diresmkan tanggal 28 Maret 2019 lalu.
Ada juga spot Landmark berupa icon tulisan “ Geopark Natuna” disisi bagian selatan Pantai Piwang.
“ Dukungan SKK Migas Sumbagut terhadap Geopark Natuna khusususnya Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Sea B.V secara bertahap dan berkelanjutan, ada pembangunan Landmark, Pengembangan Fasilitas Umum, Rambu-Rambu di kawasan Geopark, juga Papan Plang dan Brosur tentang kawawasan Geoprak Nasional Natuna, brosur ini bagikan dan dipajang di semua ruang tamu kantor SKK Migas dan kantor KKKS, “ Jelas Haryanto Syafri lebih jauh.
Selain dukungan terhadap Geopark Nasional Natuna SKK Migas Sumbagut juga terus berupaya melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM ) di Kabupaten Natuna melalui Medco E&P Natuna Ltd dan Premier Oil Sea B.V.
“ Ada juga pembangunan Taman Bermain Pantai Kencana (Pantai Piwang-red), Penerangan Jalan PJUTS & Joging Track, Taman Baca di Kecamatan Bunguran Batubi, pembangunan pelabuhan pelantar dikecamatan Pulau Laut dan gazebo di Taman Bukit Gundul yang terletak kecamatan Bunguran Tengah, juga ada bea siswa pelajar berprestasi Natuna, kegiatan rutin Safari Ramadhan dengan membagikan Sembako, bantuan benih ikan patin utuk nelayan budidaya, ” Terang Haryanto Syafri.
Setelah puas menikmati Lanmark Geoprak Nasional Natuna di Pantai Piwang saatnya kita bisa menelusuri Geosite di kawasan Geopark Nasional Natuna.
Menurut Kadispar Natuna Hardinansyah ada 8 lokasi geoheritage yang ditetapkan oleh Badan Geologi Nasional yang masuk dalam Geopark Nasional Natuna. Yaitu Geosite Tanjung Senubing, Geosite Pulau Senue (Senoa-red), geosite Gungung Ranai, ketiganya berada di Kecamatan Bunguran Timur, sedangkan geosite Pulau Akar dan geosite Pantai Batu Kasah berada di Kecamatan Bunguran Selatan, selanjutnya Geosite Pantai Gua Kamak berada di kecamatan Bunguran Timur laut dan Geosite Tanjung Datuk berada di kecamatan Bunguran Utara, sementara Geosite Pulau Stanau berada di kecamatan Pulau Tiga.
Yuk kita awali dengan berkunjung ke kawasan terdekat, geosite Tanjung Senubing.