Cegah Stunting, Dinkes Kepri Datangi Ratusan Rumah Warga

PROBATAM.CO, Tanjungpinang – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau melakukan survei terhadap penderita stunting di wilayah tersebut agar dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam upaya pencegahan.

Kepala Dinkes Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan, survei stunting efektif dilakukan oleh pihak puskesmas yang lebih dekat dengan masyarakat yang tinggal di setiap kecamatan.

Survei stunting dilakukan dari rumah ke rumah warga oleh petugas, dan ditargetkan tahun ini selesai. 

“Jumlah rumah yang disurvei melalui pendekatan populasi ini mencapai 490  keluarga,” kata Tjetjep dikutip Kepriprov.go.id, belum lama ini.

Stunting merupakan suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umur, atau kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.

Berdasarkan data Kemenkes, kata Tjetjep jumlah penderita stunting di Kepri sekitar 23 persen, lebih rendah dari tingkat nasional yang mencapai 30 persen. Namun penderita stunting di Kepri lebih tinggi dibanding dengan target WHO yakni di bawah 20 persen.

Data Kemenkes tersebut diperoleh dari pengambilan sampel di Kepri pendekatan Program Indonesia Sehat. Jumlah penderitanya di Kepri dipastikan mengalami perubahan ketika menggunakan data populasi sebagai bahan survei.

Data 2019 ini akan dijadikan rujukan untuk lima tahun mendatang, dengan target stunting di bawah 20 persen. Dengan jumlah penderita stunting di bawah 20 persen, baru dapat dikatakan sebagai wilayah yang sejahtera.

“Kalau pun naik jumlahnya, tidak apa-apa. Karena yang ingin kami lakukan adalah upaya pencegahan dini dari hasil deteksi dini. Ini (pencegahan) dilakukan mulai dari ibu hamil,” tuturnya.

Tjetjep mengemukakan setiap ibu hamil minimal 4 kali diperiksa dokter kandungan. Ibu hamil harus menentukan tempat yang layak untuk melahirkan bayinya.

“Seribu hari pertama, petugas pantau ibu hamil. Ibu hamil harus sehat sehingga janin dalam kondisi baik,” katanya menambahkan.

Bayi yang dilahirkan diberi ASI selama enam bulan, dibarengi vaksinasi. Kemudian sejak enam bulan hingga usia 2 tahun ASI dilanjutkan, namun ditambah makanan sehat tambahan.

“Target kami ibu sehat, bayi tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.

BACA JUGA

PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

Jhony

Menteri LHK Apresiasi Kegiatan Penanaman Mangrove PWI Kepri

Jhony

Nama Kapolres Natuna Dicatut Nyaris Menipu Bendahara PWI Kepri

Jhony

Pelantikan Pengurus PWI Kepri  Tidak Mengunakan Gedung Daerah

Jhony

Gara-gara Cabe dan Bayam serta Kangkung, Batam dan Tanjungpinang Inflasi terendah ke-4 di Sumatera

HDM Fayyadh

Dugaan Korupsi Cukai Rokok di Tanjungpinang, 14 Saksi Telah Diperiksa KPK

HDM Fayyadh