PROBATAM.CO, Batam – Penderita stunting atau masalah kurang gizi kronis di Kota Batam mengalami peningkatan 5,61 persen dibanding prevalensi tahun 2018 yang hanya berada di angka 1,35 persen.
Meski secara umum Kepri menduduki posisi terbaik penanganan gizi buruk di Tanah Air, namun prevalensi stunting di Batam pada semester awal 2019 mencapai 23,5 persen.
“Peningkatan ini disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada anak,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kepri, Aniesa Putri Junita saat bertemu dengan Ibu-ibu Muslimat NU se-Kepri di Asrama Haji Batam, Kamis (3/10).
Pemicu kondisi stunting pada anak-anak ini menurut Aniesa terjadi karena akses terhadap pelayanan kesehatan serta rendahnya pengetahuan para ibu.
“Fakta pengetahuan masyarakat yang rendah ini terlihat dari banyaknya kasus gizi buruk akibat kesalahan orang tua memberi asupan makanan pada anak,” jelasnya.
Dewasa ini, masyarakat menerima arus informasi tanpa filter di tengah kemajuan teknologi. Masyarakat juga dikatakan dia setiap saat terpapar iklan yang belum teruji kebenarannya.
“Jika tidak dibekali dengan pengetahuan yang tepat, maka masyarakat akan menjadi konsumen tanpa mengetahui baik buruk produk yang dikonsumsinya,” kata Aniesa.
Terkait penanganan gizi ini, sambung dia, harusnya dikoordinasikan dengan seluruh instansi di Provinsi Kepri yang secara keseluruhan merupakan wilayah kepulauan. Bukan dengan satu instansi saja.
“Untuk logistik pangan bisa memanfaatkan sarana transportasi laut. Sarana ini juga dapat digunakan untuk menjangkau masyarakat pesisir yang jauh dalam memberikan pembekalan dan pemahaman terkait gizi yang baik,” kata dia. (az)