PROBATAM.CO, Batam – Sebanyak 30 guru yang ada di yayasan Shabilla mendapatkan ujian psikotes dan pembekalan mental.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kembalinya terjadi kasus asusila yang dilakukan oleh oknum guru.
Seperti yang sebelumnya sempat terjadi, yang dilakukan oleh Suhariono alias Moel Kharisma, guru olahraga di SD Swasta Shabilla yang telah melakukan perbuatan asusila terhadap sejumlah anak muridnya.
Erry Syahrial, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAI) Kepri mengatakan psikotes dan pembekalan mental dilakukan untuk mewujudkan guru ramah anak.
Bahkan psikotes dan pembekalan mental ini diikuti seluruh guru SD, SMP dan pesantren yayasan Shabilla Batam.
“Ada 30 guru yang mengikuti psikotes dan pembekalan mental ini,” kata Erry, Selasa (1/10).
Tidak itu saja, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengantisipasi kasus pelecehan terulang dan agar tidak salah jalan dalam penempatan guru.
Selain itu, pihak yayasan juga telah memasang sejumlah CCTV baik diluar kelas maupun di dalam kelas.
Bahkan lanjut Erry, jika ditemukan ada kecenderungan atau potensi menyimpang maka direkom ke sekolah dan yayasan untuk tidak jadi guru lagi di yayasan Shabilla Batam tersebut.
Sebelumnya, perbuatan asusila terhadap anak murid yang dilakukan guru Suhariono terkuak setelah salah satu korbannya bercerita kepada orangtua.
Orangtua korban langsung melaporkan kejadian itu ke polisi. Dalam penyelidikan, korban diketahui berjumlah 5 orang. Satu diantaranya memilih pindah sekolah.
Perbuatan pelaku dilakukan dengan modus hipnoterapi. Saat melakukan terapi itu, pelaku bebas menyentuh organ sensitif para siswinya.
Dan atas perbuatannya ini, pelaku dijerat UU nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak, pasal 82 ayat 2 yang ancaman hukumannya paling lama 20 tahun penjara. (rif)