PROBATAM.CO, Pekanbaru – Hari Ibu bisa dirayakan dengan berbagai cara oleh berbagai kalangan baik instansi pemerintah maupun organisasinya termasuk kalangan swasta.
Seperti memberikan ucapan kepada Ibu atau membagikan poster Hari Ibu atau juga dengan melaksanakan berbagai kegiatan semua demi untuk memeriahkan Hari Ibu secara serentak di Indonesia.
Buktinya, belum lama ini, Ikatan Wanita Minang Riau (IWMR) Provinsi Riau bersama IWMR Kota Pekanbaru kembali turut serta memeriahkan Hari Ibu setiap tahunnya.
Tahun ini organisasi wanita Minang yang sangat disegani di Bumi Lancang Kuning ini mengadakan berbagai lomba melibatkan sekitar 100 orang anggota dan pengurus IMWR di Rumah Gadang H. Basrizal Koto (Ketum IKMR) di Jalan Ponegoro, Pekanbaru, Jumat (20/12/2024).
Sedikitnya, ada 4 jenis perlombaan yang mereka gelar dalam peringatan hari ibu yang ke 96 tahun 2024 yaitu perlombaan tradianal yang sudah lazim dikerjakan wanita minang kabau sehari-hari yaitu Perlombaan kukur kelapa, Perlombaan Giling Cabe, Perlombaan pakaian padusi (wanita) tempo dulu dan Pemlombaan Lagu Minang.
Dalam wawancaranya, Ketua IWMR Kota Pekanbaru, Sri Nofrita, SH, MH mengatakan IWMR Provinsi Riau bergabung dengan IWMR Kota Pekanbaru kembali memperingati hari ibu tahun ini dengan tema
” memperingati hari ibu yang ke 96 mengenang perjuangan perempuan Minang tempo dulu sebagai motivasi dan inspirasi perempuan masa kini”.
” Pada tahun ini kami IWMR Riau dan IWMR Kota kembali bergabung memperingati Hari Ibu Ke 96 tahun 2024 di Rumah Gadang Pak H. Basko Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Seharusnya hari ibu itu puncaknya diperingati di tanggal 22 Desember 2024 tepatnya hari Minggu, kami percepat acara memeriahnya pada Jumat 20 Desember 2024,” kata Ita Piliang, akrab dipanggil.
Wanita asal Limapuluh Kota menyampaikan semua kegiatan yang dilaksanakan adalah murni sumbangsih dari ibu- ibu IWMR Provinsi Riau maupun IWMR Kota Pekanbaru. ” Semua di support dari anggota IWMR mulai dari hadiah, konsumsi atau pun tempat acara, kontribusi kita bersama-sama,” ujarnya.
Dijelaskan Ita Piliang, kegiatan pagi-pagi pukul 7.30 WIB diawali dengan senam bersama lalu dilanjutkan dengan pembukaan acara dan laporan dari ketua panitia pelaksana Hj.Elinda Tanjung, kemudian sambutan dari Ketua Umum IWMR Provinsi Riau Hj. Sumiati Rustam, S.Psi.
” Setelah itu, sarapan pagi bersama baru dilanjukan untuk memulai perlombaan. Pertama lomba baju minang tempo dulu. Dimana perlombaan ini, penilaiannya memang dilihat dari segala aspek mulai dari kerapian berbusana hingga kecocokan aksesoris dengan tempo dulu. Dalam perlombaan ini jurinya diambil dari ibu-ibu IWMR Kota dan Provinsi yang tentunya sudah berpengalaman di bidangnya,” tutur Ita Piliang.
Bahkan sambung dia, para juri-juri “fashion” inipun sudah sering tampil diluar kegiatan IWMR, ditunjuk jadi juri dibidang “fashion”. Kebetulan juri kegiatan IWMR adalah orang-orang IWMR di luar sana yang ahli dibidang tersebut.
“Setelah lomba baju minang tempo dulu, kemudikan dilanjutkan dengan perlombaan menggiling cabe, mengkukur kelapa dan diakhiri dengan lomba lagu minang. Dalam perlombaannya pun secara objektif, pemenangnya betul-betul yang cocok sebagai juara sesuai kriteria dewan juri,” tegasnya.
Ia menuturkan, seperti pasa perlombaan baju minang tempo dulu tadi, kayak orang “fashion show” sang pemenang adalah dia orang-orang yang pantas dan cocok, seperti dilihat dari pakaian, aksesoris dan cara mereka berjalan cocok betul sesuai dengan kriteria penilaian dewan juri.
“Begitu juga halnya dengan perlombaan giling cabe pemenangnya adalah orang yang cepat dan tepat selesainya. Kita berikan cabe masing setengah ons siapa yang paling cepat dulu selesai yang juara,” ungkap Ita Piliang.
Teakhir, Ketua Umum IMWR Provinsi Riau, Hj. Sumiati Rustam, S.Psi dan Ketua IWMR Kota Pekanbaru Sri Nofrita, SH, MH senada juga dengan anggota IWMR, semuanya merasa puas dan senang atas kegiatan hari ibu yang dilaksanakan IMWR.
” Dalam acara dan perlombaan itu, kami semuanya merasa happy, bahagia, senang dengan penuh gembira atas pelaksanaan acara IWMR Provinsi Riau dan IWMR Kota Pekanbaru dalam memperingati Hari Ibu ke 96 tahun 2024 dengan berbagai perlombaan yang menarik,” pungkasnya.
Sejarah Singkat Hari Ibu
Sebelum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah, peringatan Hari Ibu lebih dulu digagas oleh kaum wanita pada pelaksanaan Kongres Perempuan.
Melansir Ensiklopedia Sejarah Indonesia, pada tanggal 22-25 Desember 1928 diadakan Kongres Perempuan I di Yogyakarta. Kongres tersebut diinisiasi oleh sejumlah organisasi perempuan yang ada di Yogyakarta.
Untuk mempersiapkan kongres tersebut, mereka membentuk komite khusus persiapan pertemuan ini. Komite itu disebut Komite Kongres Perempuan Indonesia yang dipimpin oleh Ny Sukonto dari Organisasi Wanita Utomo.
Pada 22 Desember 1928, Kongres Perempuan I pun dimulai. Semua anggota yang tergabung menyampaikan pidato berupa seruan untuk kemajuan gerakan wanita di Indonesia.
Kongres Perempuan I ini tidak hanya dihadiri oleh kaum perempuan saja. Di dalamnya diundang beberapa tokoh laki-laki untuk diajak berdiskusi bersama.
Sampai pada akhir kongres didapatkanlah keputusan untuk membentuk Perikatan Perempuan Indonesia (PPI). Selain itu, kongres ini menghasilkan ide-ide yang dijadikan pedoman bagi perempuan dan laki-laki untuk menggapai cita-cita kemerdekaan, persatuan, dan persatuan bangsa.
Setelahnya, diadakan Kongres Perempuan lanjutan. Pada tahun 1938 di kongres yang ke-3 digagaslah peringatan Hari Ibu pada 22 Desember yang merupakan hari pertama diadakannya Kongres Perempuan. Peringatan itu kemudian ditetapkan secara resmi melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959.
Makna Peringatan Hari Ibu
Melansir buku Panduan Peringatan Hari Ibu ke-95, perayaan ini memiliki makna kebangkitan perempuan Indonesia. Perempuan digambarkan dapat berperan melaksanakan dan berpartisipasi dalam seluruh aspek pembangunan nasional.
Sebab, perempuan memiliki hak asasi yang sama dan integral dengan hak asasi manusia. Seluruh perempuan Indonesia dipelihara kodrat, harkat, dan martabatnya sebagai Ibu Bangsa yang berhasil membina keluarga yang harmonis dan sejahtera.
Peringatan ini juga bermakna sebagai perjuangan perempuan agar bebas dari segala bentuk tindak kekerasan yang diwujudkan dalam kesetaraan dan keadilan. Melalui Hari Ibu, kelanjutan perjuangan tersebut diperingati setiap 22 Desember. (hel/net)