PROBATAM.CO – Jones Lang LaSalle (JLL) melaporkan penjualan properti residensial di Singapura pada kuartal pertama tahun ini masih terbilang lemah.
Hal itu terjadi karena tertekan oleh adanya pelonggaran aturan dari pemerintah dan kondisi perekonomian global yang masih dilanda ketidakpastian.
Selain residensial milik, hunian sewa juga tetap datar, tidak mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya meskipun tingkat keterisiannya tinggi.
Baca juga :
- Unjuk Gigi di AS, Kopi RI Raup Potensi Ekspor USD 26 Juta
- Honda Kenalkan “Smart Key System”, Gunakan Metode Remot Kontrol
“Awal tahun ini, pasar sewa tidak mendapat banyak dorongan, terutama dari kalangan ekspatriat yang biasanya paling banyak mengisi pasar sewa,” kata Tay Huey Ying, Head of Research and Consultancy JLL Singapura, dikutip Bisnis.com dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/4).
Disamping itu, proyek-proyek yang masih berkembang dan masih dalam proses pembangunan hingga 2020 membuat para pemilik lahan harus berpikir dua kali untuk menaikkan harga.
“Tantangan sektor properti residensial di Singapura diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2019. Pengembang tak hanya mendapat tantangan dari kompetisi antar pembangunan, tapi juga dengan melemahnya sentimen untuk pembelian,” kata dia.
Saat ini, pada kuartal I/2019 total pasok properti residensial di Singapura sebanyak 60.987 unit dengan rata-rata harga di kawasan Middle Road mencapai 492 dolar Singapura, di kawasan Kampong Java Road mencapai 418 dolar Singapura, dan di Kawasan Sims Drive mencapai 383,5 dolar Singapura. Adapun, pertumbuhan nilai modalnya turun 1,1% dari kuartal sebelumnya.
(isn)
sumber : Bisnis.com