PROBATAM.CO, Jakarta – Ekonomi Inggris tumbuh positif pada kuartal II-2022, tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya. Namun, ekonomi Inggris diproyeksi menyusut lagi.
Data Office for National Statistics menunjukkan bahwa Inggris adalah satu-satunya negara G7 yang ekonominya belum sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19, dengan produk domestik bruto (PDB) 0,2% lebih kecil dibanding pada awal 2020.
Sementara, menurut Bank of England, ekonomi Inggris kemungkinan besar menyusut lagi dengan inflasi menuju 11%.
“Yang penting (dalam data Jumat) adalah bahwa Inggris sedang berjuang untuk tumbuh dan menghadapi kemungkinan resesi yang lebih dalam,” kata Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda dikutip dari CNN, Senin (3/10/2022).
Pemulihan mungkin butuh waktu lama menimbang keputusan Perdana Menteri Inggris Liz Truss pekan lalu yang akan memotong pajak yang besar, di samping paket subsidi energi. Kebijakan ini menakuti pasar keuangan dan membuat biaya pinjaman pemerintah, bisnis, dan rumah tangga melonjak.
“Anda memiliki semua hal ini bersama-sama, yang akan bertentangan dengan tujuan pemerintah untuk pertumbuhan yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih rendah,” Mohamed El-Erian, pakar pasar obligasi dan penasihat Allianz.
Intervensi yang dilakukan Bank of England pada hari Rabu menenangkan pasar. Namun, rencana Truss untuk mendorong pertumbuhan telah menjadi bumerang di mana investor sekarang mengharapkan bank sentral Inggris harus menaikkan suku bunga sebesar 1,25% atau bahkan 1,5% pada 2 November untuk mengatasi dampak inflasi.(*)
Sumber: detik.com