PROBATAM.CO, Maluku — Tim Ekspedisi Jala Citra 2-2022 ‘Banda’ Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut menemukan pegunungan berapi setinggi 3.400 meter di bawah Laut Banda, Pulau Banda, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
“Ada enam gunung yang ditemukan dan gunung itu bukan gunung kecil, namun gunung setinggi 3.400 meter,” ujar Komandan Pusat Hidro-Oseanografi AL Danpushidrosal TNI AL Laksya TNI Nurhidayat saat membuka acara diskusi ilmiah Ekspedisi Jala Citra 2-2022 Banda di KRI Teluk Lada 521 di Dermaga Irian Lantamal IX Ambon, Maluku, Kamis (21/7).
Ia bilang penemuan enam gunung tersebut rata-rata memilik ketinggian yang hampir sama tingginya dengan Gunung Semeru di Jawa Timur yang memiliki ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut.
“Jadi 3.400 itu hampir sama dengan Gunung Semeru, bagaimana kemarin itu Gunung Semeru itu sudah bergetar-getar seperti itu, gimana kalau itu bergetar di Laut Banda,” ucapnya.
Mereka melakukan pelayaran selama 35 hari di lautan menjelajah Banda setelah dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan Kepala Staf Angkatan Laut pada Sabtu (16/7).
Sejauh ini, kata dia, gunung api yang ditemukan di bawah Laut Banda tersebut belum diketahui apakah gunung api aktif atau tidak. Hal itu lantaran, saat penelitian tim ekspedisi sempat terkendala dengan cuaca buruk dan gelombang tinggi di Banda sehingga beberapa sampel belum berhasil diangkat dari bawah permukaan laut.
Meski begitu, kata dia, dengan penemuan enam gunung tersebut ada kekhawatiran terjadi erupsi yang diperkirakan akan menimbulkan tsunami.
“Masyarakat sekitar di sana bukan hanya merasakan getarannya saja namun bisa jadi kalau di pantai ada tsunami, walaupun skala kecil, tapi kalau getaran yang besar, gimana?” imbuh dia.
Ia mengklaim sejauh ini dari enam buah gunung api yang ditemukan di bawah Laut Banda, dua di antaranya sudah diberi nama namun empat buah gunung belum. Ia menawarkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah untuk mengusulkan nama gunung api sehingga nama-nama tersebut dikirim ke Unisco untuk disidangkan.
Diskusi bertajuk ‘Banda’ atau harta karun di bawah laut yang mengusung tema Riset Kelautan di Wilayah Timur Indonesia Dalam Mendukung Pembangunan Kelautan Berkelanjutan menurunkan tiga narasumber ternama masing-masing Peneliti Pushidrosal Kapten Laut Affan Fadillah, Peniliti Pusat Riset Kelautan, BRSDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Triyono dan Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan, Kementerian ESDM.(*)
Sumber: cnnindonesia.com