Menteri Keuangan. (Photo: Sri Mulyani)

Sri Mulyani Beberkan Peran Penting Keuangan Negara Hadapi Pandemi

PROBATAM.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan peranan keuangan negara sangat penting dan menjadi instrumen utama dalam menghadapi musibah seperti pandemi covid-19. Hal itu disampaikan saat menghadiri wisuda akbar 4.859 lulusan Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) secara virtual, Rabu (27/10/2021).

“Peranan keuangan negara adalah menjadi garis depan dan instrumen utama. Jadi kalian memahami betul bahwa peranan keuangan negara sungguh sangat penting dalam menghadapi sebuah shock musibah seperti pandemi,” ujar Menkeu.

Selama pandemi, banyak masyarakat yang kehilangan pendapatan sebagai dampak penerapan penerapan PSBB dan PPKM, yang menyebabkan kegiatan sosial ekonomi berhenti. Di mana masyarakat yang biasanya berjualan dan bekerja tiba-tiba tidak bisa bekerja.

Oleh karena itu, keuangan negara hadir untuk mendukung dan membantu yakni mendukung dalam bentuk jaring pengaman sosial. “Pada saat usaha-usaha kecil yang terpuruk kita memberikan bantuan dalam berbagai kegiatan menggunakan instrumen keuangan negara dibantu modal mereka diberikan bunganya dengan subsidi sehingga tidak membebani,” katanya.

Bahkan Pemerintah memberikan kepada masyarakat yang berpendapatan sangat kecil yaitu Rp5 juta dengan bantuan upah, yang semuanya itu berasal dari instrumennya keuangan negara. Lalu, Pemerintah juga memberikan insentif perpajakan kepada dunia usaha agar mampu untuk bertahan dan bangkit kembali.

Disamping itu, Pemerintah menaikkan anggaran bidang kesehatan demi melindungi masyarakat. Mulai dari testing, tracing, dan treatment perawatan pengobatan dan upaya-upaya untuk melakukan vaksin.

“Dan vaksinasi itu semuanya menggunakan keuangan negara. Kita mengupgrade rumah sakit-rumah sakit, Puskesmas semuanya menggunakan keuangan negara tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan mereka mendapatkan insentif dari keuangan negara,” katanya.

Kendati demikian, kata Menkeu, penerimaan negara tidak selalu baik karena adanya pandemi banyak bidang usaha yang berhenti. Para pembayar pajak mengalami dampak yang luar biasa, bahkan ada yang harus menutup usahanya secara permanen.

“Penerimaan pajak bea dan cukai sangat dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Inilah tantangan keuangan yang kalian rasakan secara nyata dalam belajar kalian harus melakukan secara daring sekarang dalam wisuda pun harus secara daring itu dampak langsung dari covid-19,” jelasnya. (*)

Sumber: Merdeka.com

BACA JUGA

Sri Mulyani Sebut UU HPP Bakal Dongkrak Penerimaan Negara Hingga Rp 130 Triliun

Lamkaruna

Pajak Mobil Baru 0 Persen Diperpanjang hingga Agustus 2021, Ini Rinciannya

Probatam

Sri Mulyani dan Kepala BKF Disemprot DPR Gara-gara Pajak Sembako

Probatam