PROBATAM.CO, Batam – Sebagai upaya untuk memberikan informasi dan mengedukasi pengguna jasa dan masyarakat tentang pemahaman seputar kepabeanan dan cukai, Bea Cukai Batam aktif menerima audiensi dari berbagai elemen masyarakat dan pengguna jasa. Selama periode minggu kedua bulan Oktober telah dilakukan audiensi kepada Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia, Asosiasi Tenaga Ahli Kepabeanan (ATAK) Kota Batam, dan Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA).
Pada tanggal 12 Oktober 2021, Bea Cukai Batam menerima audiensi dari Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia untuk memberikan informasi langsung dan edukasi terkait pemasukan dan pengeluaran barang kena cukai (BKC) illegal.
Selanjutnya Bea Cukai Batam melakukan audiensi kepada Asosiasi Tenaga Ahli Kepabeanan (ATAK) Kota Batam. Hal ini dilakukan guna silaturahmi sekaligus koordinasi antara ATAK dengan Bea Cukai Batam, pada Jumat 15 Oktober 2021. Dalam kegiatan itu pembahasan mengenai CEISA Free Trade Zone menjadi topik utama selain mengenai lembar konversi.
Ketua ATAK Kota Batam memberikan ucapan terima kasih atas kesedian waktu yang diberikan oleh Bea Cukai Batam dalam menerima kegiatan audiensi.
“Terima kasih atas kesempatan untuk memberikan pemahaman terkait CEISA FTZ, tentunya dengan kegiatan ini dapat memberikan informasi lebih lanjut kepada kami sebagai wadah bagi pelaku usaha yang memiliki permssalahan di bidang kepabeanan,” jelas Fred Azwansyah.
Tak jauh berbeda, ISAA juga datang untuk melaksanakan audiensi kepada Bea Cukai Batam. Audiensi itu membahas mengenai lembar konversi dan pelayanan manifest dilaksanakan pada Selasa, 19 Oktober 2021.
Ketua ISAA juga memberikan apresiasi kepada Bea Cukai atas pengembangan pelayanan online yang ada.
“Berbagai macam inovasi dan perubahan yang dilakukan Bea Cukai Batam memudahkan kami sebagai pelaku usaha. Selain itu juga respon yang diberikan cepat dan tanggap. Satu lagi, sistem pengawasan yang dimiliki Bea Cukai Batam terkait Boatzoeking yang semakin baik, yang sebelumnya dilakukan menyeluruh namun sekrang dilaksanakan secara selektif berdasrkan manajemen risiko,” ujar Arthur Aron Lande. (*/zel)