PROBATAM.CO, Lingga – Ketua TP PKK Provinsi Kepri Hj. Dewi Kumalasari Ansar menyampaikan bahwa stunting pada anak balita merupakan dampak kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Gangguan perkembangan fisik anak ini tidak dapat diubah kembali (irreversible), dan akan menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan performa kerja anak.
“Untuk itu saya mengingatkan bahwa dengan mengkonsumsi ikan merupakan salah satu bentuk pencegahan stunting dengan segala nutrisi yang dikandung ikan yang memiliki keunggulan dibanding sumber protein hewani lainnya” kata Ketua TP PKK Dewi saat meresmikan Kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemar Ikan) di Posyandu Anggur Desa Panggak Laut, Kabupaten Lingga, Kamis (24/6/2021).
Gemar Ikan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan TP PKK Kepri bekerja sama dengan Dinas Kelutan dan Perikanan Kepri dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 28 tingkat Provinsi Kepri.
Selain meresmikan Gemar Ikan, pada kesempatan tersebut Ketua TP PKK Dewi juga menyuapkan bubur ikan kepada Balita, menyerahkan paket olahan ikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, serta wanita usia subur, dan menempelkan stiker ke rumah warga sasaran pencegahan stunting serta memantau tumbuh kembang balita di Posyandu Durian Desa Panggak Laut.
Kemudian Ketua TP PKK Dewi menghimbau kepada para orang tua agar tidak ragu untuk memberikan lauk ikan untuk anak. Dengan tujuan menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas.
“Berbagai ikan dapat diolah menjadi berbagai sajian bergizi untuk anak-anak kita. Contohnya ikan tamban yang selama ini kita kenal sulit untuk mengolahnya. Nanti akan kita demokan bagaimana mengolah ikan tamban menjadi sajian bergizi untuk keluarga kita” ujar Dewi.
Demo masak juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan. Dilaksanakan oleh Pokja III TP PKK Kepri.
Kemudian Ketua TP PKK Kepri menyampaikan Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, sebanyak 30,8% anak balita (bawah lima tahun) mengalami pertumbuhan stunting atau kerdil akibat kekurangan gizi kronis.
“Walaupun pada tahun 2019 prevalensi stunting turun menjadi 27,67% namun demikian masih diatas angka toleransi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20%. Angka prevelensi stunting ini berpotensi meningkat dengan adanya pandemi COVID-19 di Indonesia yang berdampak pada sosial ekonomi masyarakat” ujar Dewi
Sementara itu Ketua TP PKK Lingga Maratusholiha menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Lingga dapat dibilang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya gizi.
“Dimana jika dibiarkan bisa menyebabkan kerdil, penurunan daya berfikir, rendah daya tahan tubuh, dan rentan terserang penyakit” kata Maratusholiha
Menurut Maratusholiha, luas wilayah laut Lingga melebihi daratan, artinya ketersediaan ikan masih sangat luar biasa. Ia pun berharap pasca kegiatan ini diharapkan ada inovasi dari produk ikan supaya anak-anak dan ibu hamil selera dalam mengkonsumsi ikan.
“Stunting merupakan masalah nasional, artinya saat stunting ada di kita marilah sama-sama berkoordinasi agar masalah stunting segera teratasi seperti cita-cita Ketua TP PKK Provinsi Kepri yaitu 2024 Kepri Zero Stunting” tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Plh. Sekdaprov Kepri Lamidi, Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Mediheryanto, Kepala DKP Lingga Kasiman, Camat Lingga M. Yulius, Kades Panggak Laut Ahmad dan anggota TP PKK Provinsi Kepri dan Kabupaten Lingga serta Kader Posyandu se Kabupaten Lingga yang mengikuti secara virtual. (*/adv)