PROBATAM.CO, Batam – Kasus Covid-19 di Kota Batam semakin memgkhawatirkan, update terakhir pada Senin(24/5/2021) terdapat penambahan 123 kasus Covid 19 di Kota Batam.
Semakin meningkatnya angka penyebaran covid tersebut, Wali Kota Batam menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 22 Tahun 2021 tentang larangan melaksanakan kegiatan keramaian dalam rangka pengendalian penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Kota Batam.
Dalam surat edaran tersebut Walikota meminta masyarakat dan semua pihak untuk turut membantu menekan laju penyebaran virus covid 19 di Kota Batam.
Hal tersebut tentu berdampak pada seluruh sektor, salah satunya sektor industri Pariwisata, pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak dari pandemi covid-19.
Surya Wijaya selaku Direktur PT Cakra Bramastra Internasional yang bergerak di dunia Pariwisata mengatakan kini banyak pelaku pariwisata yang banting setir menjadi bermacam profesi untuk menopang hidup.
“Banyak sekarang teman-teman kita di pariwisata yang putar haluan, dari ada yang jadu merambah jadi pedagang dengan menjual pakaian, makanan untuk menopang hidup. Karena seperti kita ketahui Batam ini merupakan pintu gerbang pariwisata Indonesia selain Bali, makanya sangat terdampak sekali” ujar Surya saat dihubungi PROBATAM.CO, Selasa (25/5/2021).
Ia menilai, kasus covid-19 di Kota Batam saat ini semakin meningkat akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
“Prokesnya sudah jelas, tapi masyarakat yang terkadang belum maksimal menjalankannya. Kita bisa lihat di restoran atau keramaian prokes ditulis untuk jaga jarak tapi terkadang tidak diindahkan masyarakat. Ditambah lagi pengawasan yang kurang,” ungkap Surya.
Dalam industri pariwisata, Surya berharap penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) harus ketat dan disiplin, mulai dari protokol kesehatan hingga kapasitas yang sudah dilaksanakan.
Sertifikat CHSE dapat menjadi jaminan bagi konsumen, bahwa jasa pariwisata itu telah menjalankan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan dan keberlangsungan lingkungan.
Untuk mendapatkan sertifikasi itu, petugas akan melakukan penilaian atas penerapan keempat protokol itu di tempat usaha.
“Kita berharap tempat wisata bisa patuh menerapkan Prokes dan CHSE, ini demi kenyamanan bersama, agar pariwisata bisa bangkit kembali, kita kan bukan lockdown tapi lebih ke penerapan yang sudah ada dijalankan secara maksimal,” ungkapnya.
Ia menyebut jika penerapan prokes dam CHSE sudah dijalankan sesuai panduan, maka bukan tidak mungkin even pariwisata juga bisa dilaksanakan.
“Hal ini bisa terwujud dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Karena dengan bangkitnya pariwisata bisa memperbaiki ekonomi masyarakat Kepri tentunya,” tutup Surya. (*/zel)