PROBATAM.CO, Anambas – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) akan menyurati Plt Gubernur Kepri terkait pemasangan buoy atau alat pelampung pompong nelayan.
“Suratnya sudah kita siapkan untuk dikirim ke Plt Gubernur Kepri Pak Isdianto,” kata Wakil Sekretaris HNSI KKA, Sofian, Senin (7/10).
Aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu mengatakan, persoalan ini disampaikan ke Plt Gubernur Kepri untuk keselamatan nelayan di Anambas yang menangkap ikan di lokasi platform migas milik PT. Medco E&P Natuna Ltd, PT. Primier Oil dan PT. Star Energy.
“Kita sudah mengusulkan kepada pihak perusahaan migas yang beroperasi di Anambas 1,7 tahun lalu, tetapi tidak didengar, makanya kita meminta Plt Gubernur Kepri membantu nelayan di Anambas ini terkait keselamatannya,” kata dia.
Sebab, ia melanjutkan, aktifitas nelayan yang melakukan penangkapan ikan di daerah platfrom sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan. Di laut, tentunya para nelayan melakukan aktifitas seperti memasak, merokok dan lainnya.
“Sedangkan di situ adalah lokasi pengeboran minyak dan gas, ditambah lagi aktifitas keluar masuk kapal milik perusahaan,” katanya menambahkan.
Berkaitan dengan itu, dia mengatakan bahwa HNSI KKA akan terus berupaya untuk meneruskan permasalahan ini kepada pemerintah pusat.
“Rencana kita juga akan menyurati KKP RI di Jakarta, masak sudah setengah abad perusahaan migas beroperasi di Anambas hanya untuk pemasangan buoy keselamatan nelayan pihak perusahaan hitung-hitungan,” ketusnya.
Dari Informasi yang dihimpun di lapangan, ada 3 perusahaan migas yang beroperasi di Anambas yakni PT. Star Energy punya 5 platform, PT. Primier Oil 4 platform dan PT. Medco E&P Natuna Ltd 9 platform.
Keseluruhan platform perusahaan migas tersebut dikatakan Sofian belum ada yang memasang buoy untuk keselamatan nelayan pada saat melakukan penangkapan ikan di sekitar lokasi.
“Dari keseluruhan platfrom perusahaan migas tersebut belum memasang buoy untuk keselamatan nelayan,” pungkasnya. (edy)