PROBATAM.CO, JAKARTA – Seorang pria dengan down syndrome di Gaza, Palestina, meninggal di depan ibunya setelah diserang anjing yang dilatih oleh tentara Israel. Jeritan putus asanya terdengar saat ia berjuang melepaskan diri dari gigitan anjing itu.
Dilaporkan BBC, Muhammed Bhar berusia 24 tahun dan mengidap down syndrome juga autisme. Meski usianya sudah kepala 2, tingkah lakunya masih seperti anak berusia satu tahun.
Sebelum kejadian keji tersebut, keluarganya diminta evakuasi oleh tentara Israel. Namun dia dan ibunya, Nabila Bhar, tidak memiliki tempat tujuan lain. Belum lagi, kondisi Muhammed yang sulit bergerak, membuat proses evakuasi kian sulit.
Pada tanggal 3 Juli, IDF menggerebek rumah mereka di Jalan Nazaz. Nabila mengatakan ada beberapa tentara dengan seekor anjing tempur, hewan yang digunakan untuk menemukan pejuang Hamas, dan memeriksa jebakan dan bahan peledak.
Awalnya dia mendengar mereka “mendobrak dan menghancurkan segalanya” sebelum tentara dan anjing itu tiba di ruangan tempat Muhammed biasa menghabiskan waktunya.
“Saya mengatakan kepada mereka, ‘Dia cacat, cacat. Kasihanilah dia, dia cacat. Jauhkan anjing itu darinya.'”
Nabila melihat binatang itu menyerang Muhammed tanpa belas kasihan.
“Anjing itu menyerangnya, menggigit dadanya dan kemudian tangannya. Muhammad tidak berbicara, hanya bergumam, ‘Tidak, tidak, tidak.’ Anjing itu menggigit lengannya dan darahnya tertumpah.
“Tidak ada seorang pun yang bisa mendekatinya, dan dia menepuk-nepuk kepala anjing itu sambil berkata, ‘cukup sayangku.’ Pada akhirnya, dia mengendurkan tangannya, dan anjing itu mulai mencabik-cabiknya saat dia berdarah,” tambahnya lagi.
Keluarga tersebut kemudian terpaksa meninggalkan rumah dan menuju ke barat Kota Gaza, meninggalkan Muhammad. Keluarga tersebut menghubungi Palang Merah setiap hari selama tujuh hari berikutnya, memohon pembebasan Muhammad atau perawatan medis.
Palang Merah terus mengatakan kepada mereka bahwa tentara Israel tidak mau bekerja sama.
Jebril, kakak laki-laki Muhammad, adalah orang pertama yang kembali ke rumah tersebut setelah pasukan Israel menarik diri awal pekan ini. Ketika dia memasuki ruangan tempat Muhammad disimpan, dia melihat ruangan itu berlumuran darah dan cairan merembes dari tubuhnya dan mulai membusuk.
Sebuah tourniquet dipasang di lengan kirinya yang terluka, mungkin untuk menghentikan pendarahan, tambahnya. Berdasarkan kondisi jenazah, ternyata dia telah meninggal beberapa hari sebelumnya.
“Dia terbaring tengkurap, tubuhnya membusuk dan cacing mulai memakan wajahnya,” kata Jebril, 43 tahun, kepada MEE.(*/Del)
sumber: detikcom