PROBATAM.CO, Pekanbaru– Perkuat Gerakan Dakwah Pedalaman dan Pinggiran di Riau, Yayasan Tabung Wakaf Umat (YTWU) bekerjasama dengan Baznas Provinsi Riau mengadakan Sarasehan Mapping Dakwah dan Penguatan Dai di Pinggiran dan Pedalaman Provinsi Riau selama dua hari di Pesantren Nurul Azhar YTWU, Palas.
Salah satu pemateri yang diundang, yakni Ustadz Abdul Somad (UAS), yang dalam sarasehan yang diadakan selama dua hari, yakni Selasa – Rabu (18-19/3/2023).
Para peserta merupakan perwakilan Lembaga Filantropi, Lembaga Dakwah, dan para Pegiat Dakwah pedalaman.
Sebanyak 12 lembaga yang memiliki program dakwah pedalaman dan pinggiran serta 54 peserta mengikuti Sarasehan selama dua hari.
Diantara peserta Sarasehan Mapping Dakwah yang hadir; Para dai dan guru Pesantren Nurul Azhar YTWU, Para dai dan guru Pesantren Baznas Provinsi Riau.
Peserta lainnya yakni dari Dompet Dhuafa Riau Bersama Coprs Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) dan Pesantren Mualaf Indonesia DD, Baitul Mal Hidayatullah Riau, Laznas Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Riau, IZI Riau, LAZISMU Riau, Yayasan Fitrah Madani Meranti, Rumah Zakat Riau, Yayasan Takdir, dan LAZ Ibadurrahman Duri.
UAS bersama Para Asatidz YTWU memberikan pencerahan yang dimoderatori Ustadz Alnof Dinar, diskusi Mapping Dakwah Pedalaman dan Pinggiran.
Mereka berdiskusi bersama guna menginformasikan, menyampaikan kendala, dan berembuk mencarikan solusi permasalahan yang kerap dihadapi para Pegiat Dakwah di lapangan.
UAS tegaskan bahwa berdakwah mesti memiliki proses yang terukur dan sistematis. Rasulullah memulai dakwah dengan dakwah sembunyi-sembunyi sampai akhirnya memiliki kekuatan.
“Berdakwah bisa dilakukan dengan manajemen maju bahkan siap berjihad,” tegas UAS.
Untuk menguatkan materi dakwah, para dai diberi asupan materi oleh Ustadz Alfitri, Lc. M.Pd.I tentang Ahlussunnah wal Jama’ah Al-Asy’ariyah Sebagai keyakinan yang dianut masyarakat Riau.
Ketua Harian Masjid Raya An Nur, Ustadz Zul Ikromi, Lc., M.Sy., Ph.D mengupas tentang cara berinteraksi dengan problematika terkait fiqh yang berkembang di Riau. Sementara Pimpinan Ponpes Nurul Azhar, Ustadz Dr. Muhammad Hanafi, Lc., M.Sy. mengulas tentang kualitas dan performa seorang dai.
Ada beberapa poin yang menjadi persoalan bagi pegiat dakwah, seperti minimnya SDM yang menekuni dakwah pinggiran dan pedalaman, minimnya da’i yang mumpuni menjawab kebutuhan dakwah.
Minimnya perhatian stakeholder, dan minimnya dana untuk support kegiatan dakwah dan kafalah yang layak bagi para pegiat dakwah juga menjadi tema diskusi yang hangat saat itu.
Catatan lainnya yang tak kalah menarik yang disampai peserta saat sarasehan tersebut adalah, ada muallaf sudah 28 tahun masuk Islam, sudah mengerjakan shalat, tapi belum pandai membaca Al-Qur’an.
Cerita lainnya, ada dai yang mesti pindah antar pulau untuk berdakwah. Kalau kemalaman, mesti menunggu kapal hari berikutnya, atau melewati hutan belantara yang jarang dilalui dan rawan dengan hewan buas.
Sebagian putra daerah yang dikader, tidak mau kembali ke kampung halamannya. “Kondisi yang sangat menyedihkan, ada yang murtad karena problem ekonomi. Dan parahnya, masyarakat di sekitarnya tidak peduli,” keluh para Dai tersebut.
Ketua Yayasan Tabung Wakaf Umat (YTWU), Ust Alnof Dinar, Lc, berharap, Baznas Provinsi Riau bersama Laznas dan Stakeholder, bisa berkoordinasi dan bersinergi dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi para pegiat dakwah.
Sebagai bagian dari ikhtiar mengurai sebagian permasalahan dakwah pedalaman, YTWU serahkan Wakaf Pembangunan Sarana Pendidikan Islam kepada Ustadz Haikal Rahman, Dai Cordofa yang berdakwah untuk suku Anak Laut, di Concong Kabupaten Indragiri Hilir Riau, senilai Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah).
“Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan Madrasah Diniyah Nurul Huda Concong Luar Kabupaten Indragiri Hilir Riau,” jelas Ust Alnof diakhir sarasehan. (*/hel)