PROBATAM.CO, Jakarta — Pemerintah bersama para perusahaan TV swasta tengah mempersiapkan migrasi TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO). Paling lambat, migrasi itu ditarget selesai pada 2 November bulan depan.
Lantas, apa migrasi ini membuat internet lebih cepat?
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan suntik mati TV analog merupakan salah satu upaya efisiensi frekuensi, agar internet 5G bisa digelar.
“Sisa frekuensi (dari TV analog) yang ada ini untuk perluasan akses internet. Di samping itu, juga untuk perkembangan 5G,” Niken di sela sidang keempat DEWG, Selasa (30/8) di Nusa Dua, Bali.
Niken mengatakan dengan adanya migrasi TV digital, daerah-daerah yang selama ini blank spot signal nantinya bisa dibangun infrastruktur, dan masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses internet yang bagus.
“Dengan adanya 5G internet kecepatan tinggi sehingga layanan telekomunikasi untuk Indonesia semakin meningkat,” ujarnya.
Migrasi TV analog ke TV digital merupakan amanat Undang-undang Cipta Kerja yaitu UU No 11 Tahun 2020. Tertulis program ASO paling lambat digelar dua tahun setelah Undang-undang disahkan, yaitu jatuh pada 2 November 2022.
Untuk diketahui siaran TV analog memanfaatkan frekuensi radio yaitu pada frekuensi 700 Mhz. Di jalur inilah layanan lalu lintas data untuk internet 5G berlangsung.
Survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2019 mengungkapkan sekitar 66 persen atau lebih kurang 44,5 juta rumah tangga di Indonesia masih menggunakan dan menikmati sajian TV Analog.
Sedangkan sekitar 26 persen sudah menikmati sajian televisi berlangganan (kabel, parabola, atau streaming).
Dengan demikian migrasi ke siaran TV digital menjadi salah satu langkah pemerintah melakukan efisiensi frekuensi.
“Siaran digital akan menciptakan penghematan frekuensi yang dapat digunakan untuk layanan telekomunikasi seluler, yang umum dikenal sebagai digital dividend,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate beberapa waktu lalu.
Ia menilai adanya penyiaran TV digital memungkinkan pemanfaatan frekuensi menjadi lebih efisien. Akan ada sekitar 112 Mhz pita lebar yang dapat digunakan untuk kepentingan lain.
Setelah dihitung, kata Johnny, rentang 348 Mhz yang selama ini penuh dengan pemancaran siaran analog. Ketika siaran analog dimigrasikan ke digital, maka ruang yang dibutuhkan cukup hanya 176 Mhz.
Dengan demikian, maka akan tersisa ruang yang sangat besar pada frekuensi 700 Mhz jika migrasi digital terealisasi sepenuhnya.
Maka, kata Johnny efisiensi terhadap penggunaan spektrum di 700 Mhz akan sangat besar. Apalagi sekarang frekuensi tersebut sangat diperlukan untuk layanan pita lebar internet.(*)
Sumber: cnnindonesia.com