PROBATAM.CO,Jakarta — Uni Eropa menyampaikan pesan belasungkawa terhadap tragedi Kanjuruhan usai laga Arema melawan Persebaya pada Sabtu (1/10).
Kerusuhan yang berujung stampede atau kepanikan massal yang menyebabkan ribuan penonton bola berdesakan keluar stadion itu menewaskan setidaknya 125 orang dan melukai 300 orang lainnya. Tragedi Kanjuruhan menjadi insiden paling mematikan terbesar kedua dalam sepak bola dunia.
“Simpati terdalam dan duka cita bagi para keluarga korban stampede di Kota Malang. Uni Eropa ada bersama Indonesia dalam momen kesedihan besar ini @Jokowi,” ucap Presiden Dewan Eropa Charles Michel melalui kicauan di Twitter pada Minggu (3/10).
Selain Michel, sejumlah tokoh dunia juga telah mengucapkan duka cita atas tragedi mematikan ini. Paus Fransiskus turut mendoakan korban meninggal dan terluka dalam tragedi Kanjuruhan.
Pemimpin Gereja Katolik sedunia tersebut memanjatkan doanya dari balik jendela yang menghadap ke St. Peter’s Square di Vatikan, Roma, pada Minggu (2/10).
Deepest sympathies and condolences to the families of victims of #Malang city stampede.
The EU stands with Indonesia 🇮🇩 in this moment of great sadness @jokowi
— Charles Michel (@CharlesMichel) October 2, 2022
“Saya berdoa untuk mereka yang kehilangan nyawa dan yang terluka akibat bentrokan yang pecah setelah pertandingan sepak bola di Malang, Indonesia,” ujar Paus Fransiskus, seperti dilansir Vatican News.
Tragedi Kanjuruhan memang menarik perhatian internasional. Sejumlah media asing, mulai dari CNN hingga The New York Times, menyoroti tragedi yang menewaskan setidaknya 125 orang tersebut.
Berbagai klub bola dunia dan atlet sepakbola ternama juga melayangkan simpati dan duka cita terhadap para keluarga dan korban tragedi Kanjuruhan.
Kericuhan ini bermula ketika skuad tuan rumah, Arema FC, dinyatakan kalah dalam laga melawan Persebaya dengan skor 2-3.
Tak terima, sejumlah pendukung Arema turun dari tribun penonton ke tengah lapangan. Karena situasi kian kacau, kepolisian sempat mengadang penonton, kemudian menembakkan gas air mata.
Namun, gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke arah pendukung yang turun ke lapangan, tapi juga ke tribun penonton. Para pengunjung pun panik.
Massa lantas berdesak-desakan keluar dari stadion. Di tengah kepanikan itu, banyak penonton mengalami sesak napas, terjatuh, dan terinjak-injak hingga tewas.(*)
Sumber: cnnindonesia.com