PROBATAM.CO, Jakarta — Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengajak negara-negara ASEAN terus maju tanpa tersandera situasi di Myanmar. Ia berharap dukungan para pihak lainnya untuk menghidupkan kembali demokrasi di negara tersebut.
Hal tersebut disampaikan Retno dalam sidang Majelis sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, Senin (26/9) malam waktu Indonesia.
“ASEAN harus bergerak maju dan tidak disandera oleh situasi di Myanmar. Dukungan masyarakat internasional, khususnya dari negara tetangga Myanmar sangat penting untuk menghidupkan kembali demokrasi di Myanmar,” kata Retno.
Retno menyatakan Indonesia sangat prihatin dengan kurangnya komitmen militer untuk mengimplementasikan Konsensus Lima Poin dalam penyelesaian situasi di Myanmar.
Poin-poin itu yakni penghentian kekerasan, dialog konstruktif antara semua pihak terkait di Myanmar untuk mencapai solusi damai, penunjukan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar untuk fasilitasi proses dialog, penyaluran bantuan kemanusiaan oleh ASEAN, dan kunjungan Utusan Khusus ASEAN ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak.
“ASEAN juga akan terus menangani secara serius situasi di Myanmar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Retno menyebut Indonesia menolak menjadi pion dalam Perang Dingin yang baru. Ia mengaku tengah mempromosikan paradigma kolaborasi dengan semua negara.
Menurut Retno, Indonesia berkomitmen untuk menempa persatuan ASEAN sebagai lokomotif perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di daerah, memperkuat sentralitas ASEAN dalam membentuk tatanan regional di Indo-Pasifik.
“Dan memastikan ASEAN penting bagi rakyat kita, bagi kawasan, dan untuk dunia,” katanya.
Retno memastikan Indonesia juga akan terus memperkuat kerja sama kita dengan negara-negara Pasifik untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk pada perubahan iklim.
“Kami ingin melihat Pasifik sebagai bagian integra dari Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur,” ujarnya.(*)
Sumber: cnnindonesia.com