PROBATAM.CO, Jakarta – Prancis mengalami penurunan tajam terkait performa dan hasil di UEFA Nations League. Berstatus juara bertahan, Les Bleus tahun ini nyaris terdegradasi.
Prancis memulai UEFA Nations League 2022/2023 sebagai juara bertahan. Pada edisi 2020/2021 lalu, mereka tampil perkasa tanpa kekalahan sedari fase grup hingga putaran final.
Kylian Mbappe dkk saat itu memenangi lima partai babak grup dan berimbang satu kali, lolos ke semifinal dengan modal 16 poin. Mereka lantas mengandaskan Belgia di semifinal lalu menaklukkan Spanyol pada partai puncak untuk mengunci gelar juara.
Materi Prancis yang bergelimang pemain top, baik yang sudah senior seperti Olivier Giroud, Antoine Griezmann, hingga Raphael Varane maupun yang muda seperti Mbappe, Aurelien Tchouameni, Eduardo Camavingan, atau Jules Kounde bikin mereka selalu jadi unggulan. Tapi status unggulan tak menjamin apapun.
Prancis kali ini kacau balau. Jadi favorit untuk menjuarai Grup 1 UEFA Nations League A, tim besutan Didier Deschamps itu malah finis di belakang Kroasia dan Denmark, dan hanya satu poin di depan Austria.
Juara Piala Dunia 2018 itu nyaris terdegradasi andai Austria memetik hasil positif atas Kroasia malam tadi, yang ternyata malah kalah 1-3 di kandang sendiri. Sebagai catatan, Austria menghajar Kroasia 3-0 pada laga tandang di bulan Juni lalu.
Dari enam pertandingan yang dijalani, Prancis hanya meraih satu kemenangan, dua kali imbang, dan menelan tiga kekalahan. Catatan gol mereka minus karena mencetak lima gol dan kebobolan tujuh kali.
Sebagai catatan, sebelumnya Prancis tampil perkasa dengan menyapu tujuh kemenangan beruntun dan tak terkalahkan di sembilan laga. Bahkan sedari November 2020 hingga Maret 2022, Prancis hanya menelan satu kekalahan dari 20 pertandingan dan memenangi 14 laga.
“Saya tak akan memperburuk situasi lebih jauh, ini adalah pengingat akan apa yang menunggu kami dalam dua bulan. Sepakbola level tertinggi. Untuk saat ini, kami jauh dari itu, ini situasi rumit buat semua orang di sini,” kata Deschamps dikutip The Athletic.
“Level tertinggi butuh tuntutan semaksimal mungkin setiap waktunya, bahkan lebih lagi di fase final Piala Dunia. Saya enggak akan mencari alasan hari ini, jelas kami punya pemain-pemain muda berkualitas yang sedang belajar. Tapi hal terpentingnya adalah memulihkan semua pemain vital untuk Piala Dunia,” sambungnya.(*)
Sumber: detik.com