PROBATAM.CO, Jakarta — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan alasan gempa bumi bermagnitudo 6,4 yang mengguncang Meulaboh, Aceh Barat jelang subuh pada Sabtu (24/9).
Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan gempa yang terjadi pada Sabtu (24/9) pukul 03.52 WIB itu diakibatkan subduksi Lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia dan tidak berpotensi tsunami.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia,” kata Daryono di Jakarta, Sabtu (24/9).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” tuturnya.
Ia mengatakan guncangan gempa dirasakan di daerah Meulaboh, Aceh Selatan, dan Nagan Raya dengan skala intensitas IV MMI atau akan bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah jika siang hari.
Gempa tektonik dengan parameter update magnitudo 6,2 tersebut terletak pada koordinat 3,75 derajat Lintang Utara, 95,97 derajat Bujur Timur, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 44 km arah Selatan Kota Meulaboh, Aceh pada kedalaman 53 km.
Daryono menjelaskan guncangan juga dirasakan di Aceh Besar, Banda Aceh, Takengon, Bener Meriah, dan Simeulue dengan skala intensitas III MMI. Intensitas ini berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah seperti truk berlalu.
Kemudian guncangan juga dirasakan di daerah Pidie, Idi, Bireuen, Langsa dan Aceh Tamiang dengan skala intensitas II MMI atau dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung ikut bergoyang.
Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa, termasuk memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.(*)
Sumber: cnnindonesia.com