PROBATAM.CO, Johor – Dengan dibukanya kembali perbatasan dan pelonggaran syarat perjalanan baik ke dan dari Malaysia diyakini akan kembali meningkatkan kunjungan wisata kesehatan (medical tourism) ke Malaysia, khususnya ke KPJ Helthcare Berhad yang berada di Johor, Malaysia.
“Kami yakin medical tourism akan kembali meningkat, seperti sebelum pandemi. Tren peningkatan kunjungan terus terlihat sejak kembali dibukanya perbatasan dan pelonggaran syarat perjalanan. Hal itu membantu upaya kami membangun kembali segmen medical tourism,” kata Chief Corporate Officer of KPJ Healthcare, Ariesza Noor saat jumpa pers, sebelum dimulainya Media Appresiation Nighg di Fraser Place, Puteri Harbour, Johor Bahru, Malaysia, Jumat (16/9/2022) malam.
Malam apresiasi media bertajuk Johor Medical Tourism tersebut digelar oleh KPJ Healthcare Berhad bekerja sama dengan Johor Tourism dan dihadiri wartawan dari Batam, Riau, Bengkalis, Jakarta, Singapura, serta tuan rumah Malaysia.
Selain itu juga dihadiri rekanan, agen perjalanan wisata, termasuk agen dan perwakilan KPJ yang ada di Batam.
Sebelumnya wartawan yang mengikuti kegiatan tersebut diajak berkunjung ke rumah sakit di bawah naungan KPJ Healthcare, yang ada di Johor, di antaranya KPJ Pasir Gudang, KPJ Johor, KPJ Putri dan KPJ Bandar Dato Onn.
Di sana rombongan wartawan diajak melihat pelayanan medis terkini yang dimiliki rumah sakit spesialis terbesar di Malaysia tersebut.
Saat ini sejak beroperasi 41 tahun yang lalu KPJ Healthcare Berhad sudah memiliki 29 rumah sakit spesialis yang tersebar di berbagai wilayah di Malaysia.
Namun, jaringan rumah sakit yang berada di wilayah Selatan, yakni Johor menjadi penyumbang pendapatan terbesar.
Menurut Ariesza Noor sebelum pandemi melanda yakni tahun 2019, tujuh rumah sakit KPJ yang ada di wilayah Selatan yang memiliki lebih dari 800 tempat tidur dan 200 orang spesialis medis menyumbangkan pendapatan sebesar 45 juta RM.
Namun, tahun berikutnya turun drastis, hanya mencapai separuhnya.
“Tahun 2022 tercatat 14 pasien internasional dan mencatat pendapatan RM 15 juta. Tren itu kami lihat terus meningkat saat ini,” ungkapnya.
Dalam mendukung target seperti sebelum pandemi Covid-19 lanjutnya, pihaknya kata Ariesta Noor terus meningkatkan kualitas layanan, dengan memperkenalkan teknologi terbaru.
Teknologi dengan mendatangkan mesin MRI 3 Tesla, radioterapi Elektra Versa HD untuk pengobatan kanker, Zeiss Kinevo 900 untuk operasi otak, dan sistem penglihatan Constellation, yaitu sistem pembedahan mikro oftalmik untuk operasi vitreo retina.
“Fasilitas ini tak kalah canggih dengan teknologi yang ada di Singapura, dan harga di kita (KPJ) jauh lebih murah,” ungkapnya.
Sehingga Ariesza Noor sangat berkeyakinan, dengan dibukanya kembali perbatasan pelonggaran syarat perjalanan, peningkatan kualitas layanan medis akan kembali membuat medical tourism khususnya di Johor akan kembali berjaya.
Sementara, Chief Operating Officer Tourism Johor, Farid Salim mengakui peranan penting KPJ Healthcare Berhad dalam menopang sektor pariwisata melalui medical tourism bagi Johor.
“Kami akui KPJ telah berbuat banyak memajukan medical tourism di Johor,” ungkapnya.
Dengan berkurangnya pasien internasional yang berkunjung akibat pandemi Covid-19 sangat berdampak pada pada dunia pariwisata di Johor.
Namun, arah yang yang lebih baik mulai terlihat usai pandemi Covid-19 dengan kembali dibukanya perbatasan dan pelonggaran syarat perjalanan.
Sehingga memudahkan para turis asing, baik dari Indonesia, dan negara-negara lainnya untuk kembali datang ke Johor.
“Kerajaan Johor terus berkomitmen memajukan medical tourism dengan menjadikan Johor sebagai hub medical,” ungkapnya.(dra)