Kenaikan BBM membuat emak-emak komplek jadi terusik. Ketakutannya, bisa jadi uang belanja juga kudu naik karena sayur dan ikan juga naik. (Photo: cnnindonesia.com)

Ketika Tukang Ikan dan Emak-emak Sama-sama Pusing Karena BBM Naik

PROBATAM.CO, Jakarta — Tepat pukul 08.00 WIB, Obeng terbiasa keliling perumahan yang berada di daerah Tangerang. Dia menjajakan berbagai macam ikan kepada setiap rumah yang sudah jadi langganan tetapnya.
Berbeda dengan hari-hari biasa, Senin (5/9) kemarin Obeng tampak lesu dan kuyu. Padahal biasanya dia selalu tampak ceria tiap kali menjajakan dagangannya ke rumah-rumah warga.

“Bingung saya teh, ini bensin naik kan saya jualan pakai motor. Ngambil ikan juga ke Angke pake mobil. Butuh bensin atuh teh, eh malah naik,” kata Obeng memulai sesi curhatnya.

Meskipun yang dia jual adalah ikan, tapi ini juga cukup terdampak. Jika BBM naik, maka nelayan di pasar ikan akan menaikkan harga karena keperluan operasional berlayar yang meningkat.

Bukan hanya itu, ongkos bensin untuk motor yang digunakan Obeng berjualan pun naik. Tapi rasanya sulit menaikan harga ikan, apalagi ibu-ibu terkadang masih suka menawar.

“Ya bagaimana atuh, ikan kembung sekilo Rp45 ribu, misal saya naikin jadi Rp50 ribu, gak mau atuh ibu-ibu pasti,” kata dia.

Himpitan antara kebutuhan operasional berjualan dengan tuntutan agar dagangan laku bukan hanya dirasakan Obeng si penjual ikan, Maryanah (42) yang membuka warung sayuran di kawasan Cisauk juga kelimpungan. Saat ini dia belum bisa menaikkan harga jualnya meski biaya operasional untuk berjualan justru sudah naik.

“Ibu-ibu tuh udah curhat, ini telur aja belum turun, terus bensin malah naik. Masa nanti saya jual tempe sepapan jadi 10 ribu, kabur dong pelanggan. Kan bingung saya,” kata dia.

Kenaikan harga BBM memang cukup membuat pusing para pedagang dan ibu rumah tangga. Hal ini lantaran kenaikan BBM pasti akan diikuti dengan kebutuhan pokok yang juga naik.

“Pedagang tuh kalau ada yang naik-naik begini bukan senang, malah pusing. Soalnya kalau harga naik ibu-ibu tuh suka banyak nawar, terus ujung-ujungnya enggak mau beli,” kata Maryanah.

Ilustrasi Pasar. (Photo: cnnindonesia.com)

Kata emak-emak

Ara, seorang pekerja swasta, mengaku masih pusing berhadapan dengan harga telur yang meroket. Kini dia juga harus menghadapi kenaikan harga BBM. Dia pun memikirkan ongkos transportasi yang bakal naik apalagi ia mengandalkan ojek daring.
“Pusing saya sama harga telur, mana telur tuh kayak kebutuhan pokok kalau di rumah,” ujarnya pada CNNIndonesia.com via pesan singkat, Senin (5/9).

Tak hanya pedagang kecil, kalangan emak-emak juga terkena imbas kenaikan harga BBM. Diza, ibu satu anak sekaligus karyawan swasta, mengatakan harga bahan-bahan pangan sudah mulai naik menyusul kenaikan harga telur beberapa waktu lalu.

Adhinda Latifa, karyawan BUMN, juga mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok sebagai imbas perubahan harga BBM.

“Di rumah masih rutin masak, apalagi anak baru dalam fase makan makanan padat, jadi memang harus sering-sering masak. Namun jadinya putar otak lagi harus gimana menyiasatinya,” kata Adhinda saat dihubungi secara terpisah.

Mau tidak mau perlu ada strategi baru untuk bertahan di tengah harga yang serba naik. Adhinda mempertimbangkan untuk mengurangi budget jajan. Dia berkata, tanpa disadari, ada saja pengeluaran untuk membeli camilan atau kopi susu via layanan ojek daring.

Kemudian dia juga berencana mengurangi bepergian keluar rumah dengan mobil meski ini memang agenda mingguan untuk sekadar ‘refreshing’. Senada dengan Adhinda, Diza pun berencana untuk membatasi travelling atau ke luar kota menggunakan mobil yang biasanya dilakukan dua kali dalam sebulan.

Selain itu, perlu berimbang antara masak sendiri dan membeli makanan jadi.

“Saat ini tuh ngerasa biaya masak sendiri lebih mahal karena semua bahan kayaknya naik. Minyak goreng, telur, ayam, yang harganya udah gila-gilaan. Jadi diimbangi aja, dalam seminggu, 3 hari masak sendiri, selebihnya beli,” imbuhnya.

Sementara Ara merasa cukup beruntung karena sang suami bekerja dari rumah (WFH) dan dirinya banyak mengandalkan transportasi umum saat bekerja. Motor tak banyak dipakai. Namun tetap saja, ia berdiskusi dan sepakat dengan suami untuk menambah uang belanja bulanan.

“Enggak mungkin bertahan di Rp1,5 juta sementara harga telur saja sekarang Rp32 ribu sekilo. Belum lagi bumbu-bumbu, beras, semua pasti pada naik. Gas juga kan naik,” katanya.(*)

Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Update Harga Kebutuhan Pokok Hari Ini, Beras Sampai Bawang Merah Naik Semua!

Probatam

Polisi Sebut Massa Aksi Unjuk Rasa Kenaikan BBM Tertib

Debi Ainan

Demo Harga BBM, Buruh di Aceh Tuntut Kenaikan UMP 20 Persen

Indra Helmi

Harga Bawang Cs Bakal Meroket Gegara BBM, Jokowi Colek Pemda Jangan Gabut

Indra Helmi

Tangisan Puan soal BBM Dahulu Kala Disentil Pengunjuk Rasa

Lamkaruna

Bahan Baku Mahal, Unilever Naikkan Harga Produk 10%

Indra Helmi