Foto: Mendagri Tito Karnavian. (Photo: detik.com)

Ancam Transfer ke Daerah Dikurangi, Mendagri Minta Pemda Ikut Atasi Inflasi

PROBATAM.CO, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) ikut mengendalikan harga di masing-masing wilayah untuk atasi inflasi tinggi di Indonesia. Inflasi pada Juli 2022 mencapai 4,94% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).

“Rekan-rekan sekalian ini yang perlu sama-sama kita waspadai, jangan sampai terjadi inflasi yang tidak terkendali di negara kita dan inflasi ini angka nasional dikontribusi oleh kerja dari Pemda. Pada kesempatan ini kita perlu upaya bersama dalam menangani inflasi,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8/2022).

Tito menduga ada Pemda yang tidak paham betul situasi ekonomi global saat ini dan menganggap tidak ada efeknya ke Indonesia. Padahal efek bisa ditekan karena pemerintah pusat menjadikan APBN sebagai shock absorber untuk menyerap berbagai shock.

Di sektor energi misalnya, jika banyak negara menaikkan harga BBM saat harga minyak dunia melonjak, pemerintah Indonesia hingga saat ini masih menahan harga untuk BBM subsidi. Dampaknya subsidi energi dan kompensasi bengkak dari sebelumnya Rp 152,5 triliun menjadi saat ini Rp 502,4 triliun.

Menurut Tito, jika kondisi seperti ini terus maka bukan tidak mungkin berbagai program wajib pemerintah akan dikesampingkan. Termasuk transfer ke daerah (TKD) yang di dalamnya ada Dana Alokasi Umum (DAU) bisa saja dikurangi.

“Pertanyaannya sampai kapan kita mampu melakukan subsidi ketika energi naik terus, pangan naik terus di tingkat dunia yang kemudian kita harus mengorbankan program-program lain baik program strategis yang mungkin berdampak kepada program-program wajib standar pelayanan minimal tiap daerah. Bisa saja nanti DAU akan dikurangi, transfer ke daerah akan dikurangi, terasa,” imbuhnya.

Sebagai informasi, dari 20 kota/kabupaten dengan inflasi tertinggi, 11 kota/kabupaten berlokasi di Sumatera seperti Jambi 6,96%, Bungo 6,94%, Gunungsitoli 6,70%, Kotabaru 6,65%, hingga Baubau 6,58%. Komoditas penyumbang terbesar adalah cabai merah, bawang merah, rokok kretek, ikan tongkol, dan angkutan udara.(*)

Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Kepala BP Batam Hadiri Entry Meeting Pemeriksaan Laporan Keuangan BPK RI

Jhony

Harga Bawang Cs Bakal Meroket Gegara BBM, Jokowi Colek Pemda Jangan Gabut

Indra Helmi

Inflasi Turun di Agustus 2022, Airlangga: Extra Effort Pemerintah

Indra Helmi

Jokowi: Momok Semua Negara Saat Ini Adalah Inflasi!

Indra Helmi

Inflasi Turki Meroket Hampir 80%, Tertinggi dalam 20 Tahun

Indra Helmi

BPS: Inflasi Juni Tertinggi Sejak 2017

Indra Helmi