Ilustrasi DBD atau Demam Berdarah Dengue. (Photo: cnnindonesia.com)

Beda Gejala DBD dan Covid-19, Kuncinya Ada di Batuk Pilek

PROBATAM.CO, Jakarta — Apa perbedaan dari gejala DBD (Demam Berdarah Dengue) dengan Covid-19? Pertanyaan ini muncul karena gejala DBD dan Covid-19 ternyata memiliki kemiripan. Namun, jika diamati, kedua penyakit ini punya perbedaan yang terlihat jelas.

“Tidak mudah memang membedakan dengue dengan penyakit lain. Ini mirip dengan penyakit lain, bahkan dengan Covid-19,” ujar Anggraini Alam, Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam bincang virtual bersama Takeda, beberapa waktu lalu.

Berikut penjelasan tentang perbedaan gejala DBD dengan Covid-19, menurut dokter yang akrab disapa Anggi ini.

Demam berdarah dengue (DBD)

Pada DBD, gejala yang paling jelas adalah demam mendadak tinggi dan bisa disertai muka memerah. Selain itu, pasien merasakan nyeri kepala hebat, nyeri saat menggerakkan bola mata, badan terasa lemah hingga breakbone fever atau nyeri pada tulang dan otot.

“Demam susah turun dengan obat, kita makin curiga dengue saat tanpa batuk pilek,” kata Anggi.

Covid-19

Ilustrasi batuk akibat Covid-19. (Photo: cnnindonesia.com)

Banyak tanda awal penyakit berupa demam termasuk Covid-19. Gejala Covid-19 juga mirip dengan DBD yakni ada demam, tidak enak badan serta kelelahan.

“Namun, pada Covid-19 ada gejala infeksi saluran napas atas yang dominan yaitu batuk atau nyeri menelan,” imbuhnya.

Dari sini, bisa dilihat beda DBD dan Covid-19 ada pada kondisi demam juga gejala infeksi saluran pernapasan atas.

Anggi menambahkan, dapat dilakukan langkah tambahan untuk memastikan apa pasien mengalami DBD atau Covid-19, yakni dengan cara mengecek lingkungan sekitar. Apakah orang sekitar ada yang kena DBD? Atau apakah di sekitar Anda ada yang kena Covid-19?

“Kemudian bila terjadi demam mendadak tinggi, langsung ke fasilitas kesehatan terdekat agar tenaga kesehatan bisa menilai. Kalau ada tanda bahaya, diketahui DBD dan dia bayi atau pasien dengan komorbid, dia bisa rawat inap. Jadi kondisi berat, ada kegagalan organ berat, syok, wajib rawat inap,” katanya.(*)

Sumber: cnnindonesia.com

BACA JUGA

Eks Direktur WHO Sebut Setiap Negara Punya Hak soal Pandemi Terkendali

Indra Helmi

Menanti Akhir Pandemi Covid-19 di Indonesia

Debi Ainan

Jokowi: Sebentar Lagi Kita Nyatakan Pandemi Berakhir

Indra Helmi

Peringatan Eks Direktur WHO ke RI Jika Status Pandemi Covid Berakhir

Lamkaruna

Antigen-PCR Dihapus, Warga Wajib Booster untuk Naik Transportasi Umum

Lamkaruna

Penularan Cacar Monyet Disebut Tak Semudah Covid-19

Indra Helmi