PROBATAM.CO, Jakarta — PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih sebesar Rp18 triliun pada semester I 2022.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan realisasi itu tumbuh 24,9 persen dibandingkan dengan semester I 2021 yang hanya sebesar Rp14,5 triliun.
Kenaikan laba bersih BCA ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit sebesar 13,8 persen menjadi Rp675,4 triliun sepanjang semester I 2022. Hal ini khususnya kredit korporasi.
“Kami melihat momentum permintaan kredit modal kerja yang kuat menjelang perayaan Idulfitri pada kuartal II 2022 serta minat kredit konsumer yang terus membaik,” ungkap Jahja dalam konferensi pers, Rabu (27/7).
Ia merinci penyaluran kredit korporasi naik 19,1 persen menjadi Rp310,2 triliun, kredit komersial dan UKM naik 10,9 persen menjadi Rp197,5 triliun, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 8,5 persen menjadi Rp101,6 triliun, dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 4,8 persen menjadi Rp43,2 triliun.
“Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,7 persen menjadi Rp12,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 7,6 persen menjadi Rp160,5 triliun,” jelas Jahja.
Sementara, BCA juga menyalurkan kredit untuk sektor berkelanjutan (sustainable) sebesar Rp169,5 triliun per Juni 2022. Angka itu naik 21,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Portofolio kredit keuangan berkelanjutan berkontribusi hingga 24,9 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Pembiayaan yang diberikan termasuk sektor energi baru terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya hingga biomassa,” tutur Jahja.
Lalu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) turun dari 2,4 persen menjadi 2,2 persen di tengah kenaikan kredit sepanjang semester I 2022.
Lebih lanjut Jahja mengatakan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) BCA naik 17,3 persen menjadi Rp817,8 triliun pada Juni 2022. Jumlah itu berkontribusi sebesar 81 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK).
CASA merupakan dana murah yang diperoleh perbankan dari tabungan dan giro.
“Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama pencapaian DPK, untuk pertama kali, menyentuh milestone Rp1.000 triliun. Per Juni 2022, total DPK tumbuh 12,9 persen menjadi Rp1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9 persen menjadi Rp1.264 triliun,” jelas Jahja.
Dengan seluruh pencapaian ini, Jahja akan merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB). BCA menaikkan target pertumbuhan kredit dari 8 persen menjadi 10 persen pada 2022.
“Kami ubah untuk menunjukkan rasa optimisme, kalau tadinya sekitar 8 persen sekarang mulai ke arah 10 persen,” tutup Jahja.(*)
Sumber: cnnindonesia.com