PROBATAM.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program Kartu Prakerja telah memberikan skilling/reskilling/upskilling kepada seluruh angkatan kerja Indonesia. Program yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini telah memberikan pelatihan dengan porsi hampir seimbang kepada laki-laki maupun perempuan.
“Program Kartu Prakerja telah mencapai 13,4 juta penerima di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia mulai dari kabupaten Merauke 16.908 orang, dari Sabang 1.653 orang, Kepulauan Talaud 2.924 orang baik laki-laki maupun perempuan hampir seimbang termasuk melibatkan disabilitas, orang tua, peserta (tamat) pendidikan SD,” kata Airlangga dalam webinar ‘Dua Tahun Perjalanan Kartu Prakerja Mentransformasi Layanan Publik: Capaian, Pelajaran, dan Strategi ke Depan’, Rabu (27/7/2022).
Saat situasi ekonomi menurun di masa pandemi COVID-19, Airlangga menyebut bahwa Jokowi berinisiatif menyulap Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial (bansos). Kebijakan ini disebut sukses membantu masyarakat dalam situasi sulit.
“Banyak orang mempertanyakan pelatihan ini apakah efektif, apakah bantuan ini mampu melindungi daya beli masyarakat, jawabannya adalah iya dan iya,” tuturnya.
“Jadi kesimpulan program Kartu Prakerja ini bersifat efektif, berhasil menjalankan misi untuk keterampilan sekaligus perlindungan masyarakat,” tambahnya.
Keberhasilan Kartu Prakerja
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari membeberkan hasil survei tahun 2021 yang diikuti oleh 5,1 juta peserta dari keseluruhan 5,9 juta orang. Hasilnya, lebih dari 90% penerima mengatakan mengalami peningkatan skilling, reskilling dan upskilling.
“Kalau tetangga Anda ikut Prakerja dan tetap menganggur, itu tetangga Anda 1 orang. Kalau survei kita memotret banyak orang. Saya pengin kita paham yang dilayani program Kartu Prakerja besar, tidak semuanya berhasil, ada yang tidak berhasil kita akui itu, tapi secara umum kita melihat mayoritas 90% lebih mengatakan keterampilan meningkat,” tutur Denni.
Dari segi insentif, Denni menjelaskan bahwa 89% peserta menggunakannya untuk membeli bahan pangan sesuai tujuan program Kartu Prakerja yakni sebagai semi bansos. Lalu sebanyak 69% memilih menggunakan insentif untuk modal usaha.
“Mereka beli gerobak, beli panci, beli alat masak, mesin jahit, bibit lele, bibit ayam, dan lain sebagainya untuk modal usaha mereka. Nah kesimpulannya adalah program Kartu Prakerja berdampak positif atau efektif dan pelatihan maupun bansos dalam program Kartu Prakerja sama-sama bermanfaat,” jelasnya.
Denni juga membacakan riset dari Presisi Indonesia yang mengungkap bahwa peserta program Kartu Prakerja banyak berasal dari kelompok miskin yaitu 40% terbawah dari piramida sosial.
“Walaupun program Kartu Prakerja bukan program yang ditargetkan khusus untuk kelompok miskin, ternyata banyak peserta dari program Kartu Prakerja berasal dari kelompok miskin yaitu 40% terbawah dari piramida sosial,” imbuhnya.(*)
Sumber: detik.com