*Kekurangan hewan kurban di Batam mencapai 15.045 ekor dari kebutuhan 18.000 ekor. Pemerintah menyatakan tak ada solusi untuk hal ini.
PROBATAM.CO, Batam — Akibat merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK), Kota Batam di Kepulauan Riau mengalami kekurangan 2.187 ekor sapi dan 12.858 ekor kambing untuk kebutuhan kurban Idul Adha. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Batam menyatakan tidak ada solusi untuk masalah ini.
Penasihat Asosiasi Pedagang Hewan Ternak Batam Musofa, Selasa (5/7/2022), mengatakan, kebutuhan sapi untuk kurban 3.000 ekor, sedangkan yang tersedia hanya 813 ekor. Adapun kebutuhan kambing untuk kurban 15.000 ekor, tetapi yang tersedia hanya 2.535 ekor.
”Tentu saja dampaknya nanti banyak masjid tidak bisa mendapat hewan kurban. Hal ini tidak terhindarkan,” kata Mustofa.
Hewan kurban untuk warga Batam dipasok dari peternakan di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Namun, ada sejumlah kendala sehingga distribusi hewan kurban dari Lampung Tengah tidak memenuhi target.
Mustofa mengatakan, ada 393 kambing yang mati karena kekurangan makan selama di perjalanan. Kambing-kambing itu dibawa dari Lampung Tengah ke Batam menggunakan kapal. Perjalanan memakan waktu hingga 4 hari 3 malam.
”Rumput untuk kambing sudah habis ketika kapal baru sampai di perairan sekitar Bangka Belitung. Kambing rawan masuk angin kalau kelaparan, dan tidak lama setelah itu dia pasti mati,” kata Mustofa.
Selain itu, diketahui ada 202 ekor sapi yang diduga terjangkit PMK di Batam. Sama seperti kambing, Pemerintah Kota Batam juga mendatangkan sapi-sapi itu dari peternakan di Lampung Tengah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam Mardanis mengatakan, sejak satu minggu lalu petugas telah mengirim sampel darah sapi-sapi itu ke Balai Veteriner di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kini, Pemkot Batam masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel itu.
Ratusan sapi yang mengidap gejala mirip PMK itu dikarantina di tempat khusus dan tidak boleh dijual kepada warga hingga H-1 Idul Adha. Namun, menurut Mardanis, kini sapi-sapi itu sudah mulai beranjak sehat kembali.
Terkait soal kekurangan hewan kurban yang mencapai ribuan ekor, Mardanis menyatakan tidak ada solusi untuk hal itu. ”Hewan yang ada itulah yang dikurbankan. Tidak ada pengiriman lagi karena sudah tidak ada waktu,” ucapnya.(*)
Sumber: kompas.id