PROBATAM.CO, Jakarta — Seluruh menteri luar negeri negara-negara anggota G20 disebut kan menghadiri forum Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 2022 yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 7-8 Juli.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di sela-sela mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab, Jumat (1/7).
“Alhamdulillah hari ini kita dapat konfirmasi melalui saluran diplomatik bahwa semua menteri luar negeri anggota G20 akan hadir pada pertemuan itu,” kata Menlu Retno dalam keterangan persnya yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Jumat (1/7) malam.
Retno mengatakan pihaknya terus menjalin konsultasi dan komunikasi intensif dengan semua negara-negara anggota G20 di tengah situasi kompleks yang sedang dihadapi dunia. Retno menyampaikan apresiasi atas komitmen yang disampaikan oleh kolega-koleganya tersebut.
“Saya sampaikan penghargaan yang tinggi kepada semua kolega saya yang telah nyatakan komitmen untuk hadir,” katanya.
Menurut Menlu, komitmen tersebut mengembangkan optimisme bahwa para pemimpin negara G20 bisa memperlihatkan kepemimpinannya dalam menciptakan perdamaian dan kemanusiaan.
“Situasi dunia memang sangat sulit, kita perlu kerja sama menjalankan komitmen untuk perdamaian dan kemanusiaan. Dunia menunggu pemimpin G20 untuk menunjukkan kepemimpinannya bagi perdamaian, kemanusiaan, dan kemakmuran,” kata Retno.
Indonesia selaku Presiden G20 juga diketahui telah menyampaikan undangan kepada Ukraina untuk menghadiri FMM G20 2022 di Bali pada 7-8 Juli.
G20 adalah kelompok 20 ekonomi terbesar dunia yang beranggotakan Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, serta Uni Eropa.
Sebagai Presiden G20 untuk tahun 2022, Indonesia menyelenggarakan berbagai pertemuan terkait dengan tiga isu prioritas yang dipilih yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi yang berkelanjutan, dan transformasi digital.
Tindak Lanjut Hasil Misi Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Diplomat veteran RI menilai para menteri luar negeri G20 yang akan bertemu di Bali sudah semestinya menindaklanjuti hasil positif kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia baru-baru ini.
“Hasil positif kunjungan Pak Jokowi itu harus segera ditindaklanjuti semua anggota G20 saat pertemuan Menlu G20 di Bali pada 8-10 Juli 2022,” kata mantan Dubes RI untuk Afrika Selatan, Sugeng Rahardjo, Sabtu seperti dikutip dari Antara.
Menurut diplomat veteran ini, setidaknya ada empat poin positif dari kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina, dan Rusia seusai menghadiri KTT G7 di Jerman.
“Pertama, didorong adanya ruang untuk berdialog serta mencari titik temu guna mencapai kesepakatan damai. Kedua, Ukraina dan Rusia sepakat membuka jalur ekspor gandung dari Ukraina dan komoditas biji-bijian serta pupuk dari Rusia,” kata Sugeng.
Poin ketiga terkait dengan kesepakatan negara-negara anggota Group of 7 (G7) untuk tidak mengenakan sanksi ekonomi atas komoditas biji-bijian serta pupuk Rusia, katanya.
“Keempat, G7 dan Rusia menyepakati gandum, komoditas biji-bijian, dan pupuk masuk kembali dalam rantai pasok pasar dunia,” kata mantan Irjen Deplu RI (kini Kemlu) dan penerima Satya Lencana Karya Satya ini.
Saat menghadiri KTT G7 di Elmau, Jerman, pada 27 Juni 2022, Presiden Jokowi menekankan komitmen dan upaya Indonesia untuk perubahan iklim dan transisi energi namun Indonesia membutuhkan investasi dalam jumlah besar disertai transfer teknologi.
Setelah menghadiri KTT yang dihadiri para pemimpin Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Kanada, Prancis, dan Italia, serta India itu, Presiden Jokowi melanjutkan lawatannya untuk misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia.
Presiden RI itu diterima Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv, pada 29 Juni, serta Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, pada 30 Juni.(*)
Sumber: cnnindonesia.com